Pria yang ditaksir majalah Forbes memiliki kekayaan US$ 1 miliar itu merintis Grup Harita yang berbisnis di sektor komoditas.
Di sisi lain, CITA membukukan pendapatan Rp 3,13 triliun sepanjang 9 bulan 2021.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Adapun laba bersihnya mencapai Rp 375,99 miliar.
Pendapatan utama CITA berasal dari penjualan Metallurgical Grade Bauxite (MGB).
Menurut Mahardika, Adaro memilih berinvestasi kepada saham CITA karena perseroan berpendapat bahwa bisnis Metallurgical Grade Bauxite dan Smelter Grade Alumina merupakan bisnis yang menjanjikan dalam jangka panjang seiring dengan perbaikan perekonomian global dan peningkatan harga komoditas.
Baca Juga:
Adaro Pasok Listrik dari Pembangkit Angin ke PLN
“Investasi keuangan pada instrumen saham yang dilakukan perseroan ini adalah kegiatan investasi keuangan biasa yang biasa dilakukan dalam treasury management,” imbuhnya.
ADRO, lanjutnya, saat ini memiliki posisi keuangan dan tingkat likuiditas yang cukup baik, sehingga perseroan memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi keuangan terukur pada instrumen yang memiliki tingkat profil risiko yang lebih tinggi.
Investasi keuangan ini diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan investasi keuangan yang konservatif.