WahanaNews.co, Jakarta - Sebagai merek es krim kebanggaan Indonesia, Aice berkomitmen untuk terus menghadirkan produk es krim lezat, sehat, dan berkualitas tinggi dengan bahan terbaik serta teknologi produksi yang modern. Inovasi adalah pilar utama Aice, yang terus menghadirkan berbagai varian rasa menarik sesuai dengan tren pasar.
Beberapa produk inovatif dari Aice termasuk Aice Sweet Corn, Aice Chocolate Crispy, Aice Histeria, Aice Mochi, serta Aice Crispy Ball. Aice juga berkomitmen untuk terus memberikan pengalaman yang menyegarkan dan menyenangkan bagi konsumen melalui berbagai kegiatan baik dalam inovasi produk, pemasaran kreatif, maupun inisiatif sosial yang melibatkan konsumen secara langsung serta kolaborasi dengan komunitas yang relevan.
Baca Juga:
Berikut 6 Tips Belanja Cerdas di Era Digital
Meskipun belum setara dengan standar konsumsinya yang tinggi di negara maju, namun tingkat konsumsi es krim di Indonesia masih terus meningkat. Es krim sangat disukai oleh semua kalangan dan cukup terkenal di masyarakat sebagai camilan.
Hal tersebut menyebabkan tingginya permintaan es krim diiringi dengan adanya banyak varian es krim di pusat perbelanjaan, restoran, sampai pedagang es krim keliling.
Tingkat konsumsi es krim terus mengalami peningkatan setiap tahunnya di Indonesia. Pada tahun 2013-2018, konsumsi es krim mencapai 0,63 L/orang/tahun lalu meningkat menjadi 0,7 L/orang/tahun pada 2019 dan di tahun 2020 meningkat lagi menjadi 0,73 L/orang/tahun.
Baca Juga:
Berikut 4 Tips Berbelanja Bahan Makanan yang Sehat Agar Pola Makan Terjaga
Melihat potensi pasar yang besar ini, Aice terus memperluas jangkauan pasarnya. Aice hadir di seluruh wilayah Indonesia, dari kota besar hingga pedesaan dan kepulauan. Di saat yang sama, Aice juga sudah memperluas pasar internasional ke negara-negara seperti Filipina, Kamboja, Vietnam, Laos, Timor Leste dan negara Amerika Selatan dan Afrika dan menjadi tanda pengenal Indonesia di mata dunia.
Menurut survei Key Trends ice cream in APAC Euromonitor International February 2025, 38% konsumen di Asia Pasifik dikategorikan sebagai "Experience Seekers” terbuka dengan pengalaman baru misalnya rasa ala lokal dan tekstur yang unik. Persis seperti strategi Aice menghidupkan kembali jajanan pasar lewat kemasan kekinian dan lewat kolaborasi Aice dengan banyak micro-influencer lokal turut meningkatkan konversi penjualannya di kalangan usia 18-24 tahun. Produk yang cukup terdongkrak melalui strategi ini misalnya varian Aice Mochi dan Aice Histeria.
"Kami tak sekadar menjual es krim, tapi kami juga mengarsipkan nostalgia sekaligus mempromosikan kekinian. Contohnya, Aice Mochi Klepon terinspirasi dari jajanan tradisional asli, di pasar hingga pinggir jalan, Indonesia sejak dulu. Kini, 60 persen pembelinya justru generasi muda yang penasaran dengan rasa masa kecil orang tua mereka. Begitu juga dengan tekstur yang unik di es krim stik Aice Histeria, dimana para Gen Z bisa menikmati es krim cake dalam porsi mini membuat Gen Z bukan hanya pembeli, tapi agen budaya yang memperkenalkan es krim bangsa kita ke kancah global," jelas Sylvana Zhong, Senior Brand Manager dari Aice Group.
Selain itu Aice juga mengkolaborasi penggunaan maskot dengan desain yang kekinian, lucu, dan berakar pada budaya lokal kekinian memang sedang menjadi tren yang berkembang pesat di berbagai industri, termasuk dalam sektor makanan dan minuman.
Maskot es krim Mochi seperti Aice Mochi Baby terbukti mampu menarik perhatian konsumen muda, terutama dari Gen Z, yang sangat menghargai keunikan dan kreativitas dalam produk yang mereka pilih.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren ini semakin populer, di mana perusahaan-perusahaan besar di dunia memanfaatkan maskot untuk memperkuat identitas merek mereka dan menciptakan hubungan emosional yang lebih dalam dengan audiens mereka. Maskot yang mengusung tema budaya kekinian, seperti yang dilakukan oleh Aice dengan Aice Mochi Baby, yang menampilkan maskot dengan busana adat Indonesia saat berkeliling di Piala Dunia Qatar misalnya, tidak hanya mencuri perhatian tetapi juga menjadi viral.
Penelitian Formosa Journal of Applied Sciences tahun ini menjelaskan pengaruh personifikasi merek melalui maskot. Menurutnya, personifikasi merek memiliki pengaruh positif terhadap keterlibatan iklan dan sikap positif terhadap merek, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi niat beli konsumen.
Saat ini Gen Z memang bukan sekadar menjadi konsumen yang pasif. Generasi ini menjadi kunci transformasi industri es krim Indonesia. Penelitian banyak lembaga menunjukkan mayoritas Gen Z membeli produk berdasarkan rekomendasi konten kreator di TikTok atau Instagram, platform tempat Aice berkomunikasi sepanjang tahun lalu.
Besarnya permintaan es krim nasional dari segi volume maupun pilihan varians kreasi dan rasa, masih akan mendorong Aice Group terus berinovasi untuk memberikan pengalaman yang menarik dan tak terlupakan bagi konsumen Indonesia.
Es krim yang lezat, sehat, dan berkualitas tinggi, masih akan menjadi brand promise yang diberikan oleh Aice. Menurut Sylvana, inovasi adalah syarat mutlak untuk menjadi merek es krim kebanggaan masyarakat Indonesia yang sekaligus mampu mendunia.
[Redaktur: Alpredo]