WahanaNews.co | Pemerintah Provinsi Jawa Tengah minta organisasi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengimplementasikan digitalisasi pertanian sebagai upaya menarik minat kalangan milenial bergabung di sektor tersebut.
"Keberadaan KTNA penting dalam membantu memajukan dan memberikan solusi berbagai persoalan di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, termasuk bagaimana agar program-program KTNA dapat menarik minat generasi muda Indonesia di bidang pertanian dan peternakan," kata Sekda Jateng Sumarno di Semarang, Jateng, Senin.
Baca Juga:
Gen Z dan Milenial Jadi Penyebab Utama Kredit Macet Pinjol, OJK Beri Peringatan Khusus
Menurut Sekda, KTNA mempunyai peran penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani.
Selain itu, KTNA merupakan organisasi sebagai wadah musyawarah petani dan nelayan, sekaligus mitra kerja pemerintah dalam pembangunan pertanian, bahkan KTNA telah berperan sebagai komunikator petani dengan pemerintah dalam membantu memecahkan persoalan-persoalan pertanian.
Ia mengungkapkan, selain persoalan tentang kurangnya minat generasi muda pada pertanian dan lemahnya posisi tawar petani, persoalan lain yang tidak kalah penting adalah penerapan teknologi informasi di bidang pertanian.
Baca Juga:
Erick Thohir dan Biofarma Group Dorong Generasi Muda Kota Malang Pahami Literasi Digital
"Mau tidak mau pengurus dan anggota KTNA juga harus masuk era digitalisasi, pemasaran juga harus kesana. Jaringan distribusi dan sebagainya juga sekarang sudah harus digitalisasi dan ini menjadi tantangan kita semua," ujarnya.
Pengurus organisasi KTNA se-Indonesia tercatat lebih dari 600 ribu orang, jumlah tersebut belum termasuk anggota.
Oleh karena itu, Sekda berharap dengan keanggotaan yang besar dan tersebar di penjuru nusantara, KTNA mampu membangun kekuatan untuk bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan peternak.
KTNA juga diharapkan dapat membantu pemerintah Jateng dalam budidaya kedelai lokal sebab hingga kini, masyarakat masih mengandalkan kedelai impor untuk kebutuhan pembuatan tempe, tahu, dan olahan lain yang berbahan baku kedelai.
Impor kedelai yang sudah lama berlangsung, diharapkan dapat ditekan dan digantikan oleh kedelai lokal.
Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor mengatakan selama ini pengurus selalu berupaya melakukan tugas dan fungsi KTNA.
"Selain sebagai menyerap aspirasi petani dan nelayan, kami juga berusaha melaksanakan program-program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Tugas utama kami sesuai program kerja yaitu konsolidasi organisasi, baik di provinsi maupun kabupaten dan kota, juga membenahi hal-hal yang perlu dibenahi," katanya. [qnt]