WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, dirinya mendapat masukan dari Utusan Presiden Amerika Serikat untuk Iklim John Kerry, di sela perhelatan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss.
Meski tak menjelaskan secara rinci materi penyampaian Kerry, namun Luhut menyebutkan, pihaknya terbuka atas masukan tersebut, tetapi tak ingin perekonomian Indonesia diganggu.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
"Saya juga ingin menceritakan sedikit tentang hasil diskusi dengan rekan sejawat dari Amerika Serikat, John Kerry pagi kemarin. Mereka sampaikan beberapa masukan, lalu saya menjawab bahwa kami terbuka terhadap semua saran dan usulan dari rekan dan sahabat, kami senang menerima masukan," katanya dalam video yang diunggah di Instagram @luhut.pandjaitan, Jumat (20/1/2023).
"Namun, satu hal yang harus kalian perhatikan, yaitu jangan pernah mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menciptakan lapangan kerja yang luas bagi rakyat Indonesia adalah hal yang mutlak dan saya yakin negara-negara ASEAN lain juga memiliki pendapat yang sama," sambung dia.
Melansir CNN Indonesia, menurut Luhut, Indonesia saat ini memegang kepemimpinan ASEAN dan mengangkat tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth", yang sejalan dengan pencapaian Indonesia dalam menyelenggarakan Presidensi G20 tahun 2022.
Baca Juga:
Prabowo Resmi Tunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional
Walaupun situasi di Ukraina masih tidak pasti, kata Luhut, Indonesia dengan jumlah penduduk 282 juta jiwa masih dapat mengatasi gejolak ekonomi global.
Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dan ekspor senilai 293 miliar dollar AS pada tahun lalu, lebih besar dibandingkan tahun 2021 yang hanya 232 miliar dollar AS.
"Belum lagi komitmen investasi bilateral senilai 71 miliar dollar AS yang diterima Indonesia dari KTT G20 2022, semakin meningkatkan kepercayaan baik dari dalam negeri maupun dunia internasional. Walaupun beberapa negara anggota ASEAN memiliki kepentingan nasional masing-masing, kami juga mendorong kekompakan dan solidaritas di antara negara-negara ASEAN, meskipun ini tidak mudah. Namun, inilah tantangan sesungguhnya," ungkap Luhut.
Seperti halnya penyelenggaraan KTT G20 tahun 2022 di Bali pada November tahun lalu. Pada awalnya, lanjut Luhut, banyak yang pesimis akan penyelenggaraan dan hasilnya. Mematahkan persepsi pesimistis, Indonesia berhasil mengubahnya menjadi kesuksesan.
"Jika KTT G20 saja dapat diselenggarakan dengan sukses dan mendapat pujian dari seluruh negara, maka KTT ASEAN 2023 juga dapat mengulangi kesuksesan yang sama," pungkasnya. [rna]