WahanaNews.co | Pemerintah telah meresmikan pembentukan Holding dan Subholding PT PLN (Persero). Adapun dengan pembentukan ini, aset pembangkitan PLN akan terkonsolidasi dalam dua Subholding Generation Company (Genco), di antaranya yakni PLN Indonesia Power (Genco 1) dan PLN Nusantara Power (Genco 2).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam aksi korporasi tersebut perusahaan setidaknya memiliki dua Subholding yang akan berfokus pada sektor pembangkit, yakni PLN Indonesia Power (Genco 1) mengurusi kapasitas pembangkit sebesar 21 Giga Watt (GW), sementara PLN Nusantara Power (Genco 2) sebesar 18 GW.
Baca Juga:
Tangani Transisi Energi, PLN Bentuk Divisi Khusus
"Dibandingkan dengan aset pembangkitan Genco-nya di Malaysia hanya sekitar 13 GW, jadi dua anak perusahaan ini adalah dua perusahaan Genco yang terbesar di Asia Tenggara," ungkapnya di Kantor Pusat PLN, Rabu (21/9/2022).
Lebih lanjut, Darmawan menjelaskan pembentukan Subholding ini merupakan transformasi dengan restrukturisasi organisasi di seluruh lingkungan PLN Group. Dengan demikian, aset yang tadinya tersebar dapat diintegrasikan sehingga lebih efisien.
"Nah aset-aset dari PLN yang jumlahnya sekitar Rp 370 triliun ini aset pembangkitan ini kami turunkan, ada konsolidasi aset-aset pembangkitan yang tadinya ada pengelolaan yang ada di Sumatera bagian Utara, Sumatera bagian Selatan, di Kalimantan dan di berbagai area yang tadinya ada di PLN kami turunkan," katanya.
Baca Juga:
80 Ribu Keluarga Tak Mampu Bisa Nikmati Listrik PLN Berkat Bantuan Pemerintah
Selain itu, untuk mempercepat transisi energi di Indonesia, PLN juga membentuk entitas bisnis baru di sektor pembangkitan, di mana entitas tersebut akan berfokus pada energi baru terbarukan dan panas bumi yang akan berada di bawah subholding pembangkitan.
"Dua Genco itu ada dua entitas baru yang mengelola EBT, khusus aset EBT saat ini berbasis itu akan diturunkan pada entitas ini. Kedua, Geothermal. Dengan adanya dua entitas ini kita identifikasi mana yang bisa kita bangun," tandasnya. [qnt]