WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa negara-negara Eropa tertinggal 5-6 tahun dibandingkan dengan China dalam hal teknologi pembuatan baterai kendaraan listrik (EV).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Luhut setelah melakukan kunjungan ke China. Menurutnya, China telah melakukan riset yang sangat maju dalam bidang baterai.
Baca Juga:
Luhut Bongkar Strategi Penting Pemerintah Hadapi Pandemi di Hadapan Kabinet Merah Putih
Oleh karena itu, Luhut mengundang China untuk berinvestasi dalam pembangunan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Selain China, Luhut juga memberikan kesempatan bagi negara-negara lain, termasuk Eropa, untuk berinvestasi dalam bidang ini.
"Eropa juga kami ajak, tapi mereka (Eropa) kalau bidang teknologi litium baterainya, mereka 5-6 tahun ketinggalan dari China," ucap Luhut, dikutip dari Economic Update CNBC Indonesia, Senin (10/7/2023).
Oleh karena itu, ia pun menyarankan pemerintah mengirim sebanyak-banyaknya pelajar Indonesia untuk belajar ke China.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
"Makanya saya bilang sebanyak mungkin orang Indonesia kirim belajar," tuturnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi Indonesia bisa menjadi produsen mobil listrik terbesar di dunia pada 2027. Hal ini tak lepas dari cadangan nikel yang merupakan bahan baku pembuat baterai mobil listrik melimpah di Tanah Air.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berbicara di Mandiri Investment Forum (MIF), Rabu (1/2). Mulanya, Jokowi sempat menyinggung soal hilirisasi untuk ekosistem kendaraan listrik.
"Nantinya ekosistem besar ini dibangun, nikel diintegrasikan dengan tembaga, dengan bauksit, dengan timahnya, karena ini berada di pulau yg berbeda-beda, bisa diintegrasikan dengan menghasilkan EV baterai, litium baterai. Itu saja saya enggak tahu berapa kali nilai tambah yang muncul," ujar Jokowi dalam sambutannya, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.
Dengan modal itu, Jokowi yakin Indonesia bisa menjadi produsen mobil listrik terbesar di dunia. Ia memperkirakan hal ini akan terealisasi dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Kalau bisa masuk lagi ke mobil listrik yang kita jadi produsen terbesar mobil listrik terbesar di dunia. Saya enggak tahu nilai tambah yang muncul di angka berapa. Perkiraan saya di 2027-2028, jadi ini barang. Jangan takut, konsisten, kawal terus," paparnya. [eta]