Bob juga memaparkan target jangka panjang, yaitu pembangunan 20 PLTN di Bangka Belitung hingga tahun 2050 oleh berbagai perusahaan.
Ia optimis, sektor PLTN akan melampaui tambang timah dalam kontribusinya terhadap perekonomian daerah.
Baca Juga:
Soal Rencana Pembangunan PLTN Pertama di Indonesia, ALPERKLINAS Harapkan Pemerintah Sosialisasi ke Masyarakat dengan Masif
Selain Pulau Kelasa di Bangka Tengah, lokasi potensial lainnya adalah Tanjung Ular di Bangka Barat dan Sebagin di Bangka Selatan.
Pemerintah pusat telah menargetkan penghapusan PLTU dan transisi menuju energi baru terbarukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. “Diperlukan energi yang murah, bersih, dan andal untuk mencapai target ini,” tegas Bob.
Secara nasional, pemerintah menargetkan kapasitas listrik 100 GW dalam 15 tahun mendatang, dengan 75 persen berasal dari EBT dan 5 persen di antaranya dari PLTN.
Baca Juga:
Jepang Tegaskan Pelepasan Air Olahan ALPS Fukushima Penuhi Standar Keamanan Internasional
Bob menambahkan, berbagai sumber energi telah dicoba namun menghadapi kendala, seperti cuaca yang memengaruhi hydro power, sementara geothermal hanya menghasilkan 20 GW, ombak laut 4 GW, dan gas turbin 35 GW.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bangka Belitung, Eko Kurniawan, mengatakan bahwa pemerintah daerah tengah menyusun rencana pembangunan jangka menengah.
“Aspek ekonomi dari proyek ini sangat besar, namun aspek sosialnya juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi yang intensif dan berkelanjutan kepada masyarakat,” ujarnya.