WahanaNews.co | Direktur Utama PLI Nofrizal dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/4/2022) mengatakan saat ini gas bumi mayoritas dibutuhkan industri dan pembangkit listrik.
Oleh sebab itu, PT PGN LNG Indonesia (PLI), sebagai bagian dari Subholding Gas PT Pertamina (Persero), mengembangkan lima inisiatif dalam rangka menuju diverifikasi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang merupakan energi transisi berkelanjutan.
Baca Juga:
Pertamina Buka UMK Academy 2024, 1.686 Pelaku Usaha Siap Naik Kelas
Ke depan, kata Nofrizal, pasokan gas juga akan lebih tinggi di skenario New Renewable Energy (energi baru terbarukan), yang disebabkan kenaikan konsumsi gas pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik.
Oleh karena itu, lanjutnya, PLI menyusun inisiatif infrastruktur LNG, yang dapat mempercepat transisi energi tersebut. Apalagi, nilai emisi LNG juga lebih rendah 40 persen daripada batu bara.
Menurut Nofrizal, inisiatif pertama adalah pengelolaan FSRU Lampung untuk menjaga keandalan penyaluran gas bumi di pipa SSWJ. Ketika ada gangguan pasokan, FSRU Lampung menyalurkan LNG ke SSWJ (South Sumatera West Java) sehingga tetap menjaga pasokan gas sesuai kebutuhan.
Baca Juga:
Kasus LNG Pertamina, Karen Agustiawan Dituntut 11 Tahun Bui
"FSRU Lampung membantu meningkatkan volume penjualan gas ke PLN Muara Tawar sebesar 20-50 BBTUD," jelasnya.
Inisiatif kedua, mendukung Papua Barat menyediakan infrastruktur LNG untuk pembangkit listrik di Jayapura, Serui, Nabire, Biak, dan Manokwari. "Kita memiliki kerja sama dengan BUMD Papua Barat yaitu PT Padoma," tambahnya.
Untuk itu, dibentuk JV PLI-Padoma yaitu PT Padoma Global Neo Energi (PGNE) dengan alokasi LNG 20 BBTUD di lima lokasi.