Ini bisa menjadi beban besar bagi negara net-importir seperti Indonesia.
"Pemerintah harus jeli betul melihat peluang dan dampak dari perang Iran-Israel," ujarnya.
Baca Juga:
Ketegangan AS-Iran Kembali Membara Lewat 'Mulut Pedas' Trump
Diketahui, Parlemen Iran telah menyetujui rencana penutupan Selat Hormuz sebagai respons atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir mereka.
Namun hingga kini, belum ada kejelasan soal kapan penutupan itu akan diberlakukan secara resmi.
Mengutip laporan dari Alarabiya, Dewan Keamanan Nasional Iran sedang membahas keputusan akhir terkait penutupan selat tersebut.
Baca Juga:
Tak Jera Dihajar Iran, Israel Kembali Umbar Nyali Ingin Habisi Khamenei
Jalur ini memang sangat vital, sebab menjadi titik tumpu pengiriman energi global yang melintasi antara Iran, Oman, dan Uni Emirat Arab.
Anggota parlemen sekaligus perwira senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Esmail Kosari, mengatakan bahwa penutupan Selat Hormuz kini sudah masuk agenda strategis Iran.
"Penutupan selat tersebut ada dalam agenda dan akan dilakukan kapan pun diperlukan," ungkap Kosari kepada Young Journalist Club.