WahanaNews.co | Industri teknologi, terutama perusahaan yang baru dirintis atau startup, kini sedang dalam tekanan.
Banyak startup terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran karena keterbatasan modal.
Sebelum dipercaya menjadi Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., Fajrin Rasyid adalah seorang pendiri startup.
Baca Juga:
Ajak 15 Startup ke Singapura, Menkop UKM Sebut Startup Lokal Siap Go Global
Di tengah ramai startup melakukan PHK, ia punya pesan untuk pekerja startup dan orang-orang yang ingin merintis bisnis teknologi.
Istilah startup bubble burst sering dikaitkan dengan badai PHK yang menimpa startup belakangan ini. Menurut Farjin, bubble burst ini sangat mungkin menciptakan persepsi baru, yakni industri startup "tidak aman" bagi para fresh graduate?
Dia mengatakan, bagi fresh graduate yang ingin mengembangkan startup, ini merupakan momen untuk mengingat kembali bahwa startup yang baik diciptakan untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat, bukan untuk menjadi sarana agar cepat kaya.
Baca Juga:
Inovasi Tanpa Batas: Kiprah Feby M Faisal di Dunia Startup
Bersama Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono, Fajrin mendirikan Bukalapak saat masih berkuliah di ITB. Bukalapak kemudian sukses menjadi unicorn dan kini sudah menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dia menjelaskan, ciri-ciri startup yang baik di antaranya memiliki rencana untuk menghasilkan model bisnis yang kuat, bukan sekadar ingin mencapai valuasi tinggi.
"Dengan seperti ini, saya yakin startup tersebut akan dapat bertahan pada masa sekarang," ungkapnya dalam tulisannya di Uzone, seperti dikutip (14/7/2022).
Baru-baru ini dia berbincang dengan salah satu startup yang melakukan PHK. Mereka menyampaikan bahwa mayoritas talenta yang terkena layoff tersebut langsung diterima oleh pasar.
"Hal inilah yang terjadi apabila kita fokus mengembangkan diri kita. Stay hungry, stay foolish," tutup tulisan Fajrin. [qnt]