WahanaNews.co | Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp 7.287,3 triliun pada September 2021.
Posisi tersebut meningkat sebesar 8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,9 persen yoy.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Dengan perkembangan tersebut, peningkatan terjadi pada komponen M1, yang terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah, dan tabungan rupiah, serta uang kuasi.
“M1 tumbuh 11,2 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 10,6 persen, terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan giro rupiah serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu,” tulis BI, dalam Laporan Analisis Uang Beredar, Senin (25/10/2021).
Jika dirincikan, giro rupiah masyarakat pada September 2021 tumbuh 10,3 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 8,1 persen yoy.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
Di samping itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu pada September 2021 tercatat sebesar Rp 1.984,4 triliun, tumbuh 11,8 persen yoy, lebih tinggi dari Agustus 2021 sebesar 11,5 persen.
Sementara, uang kuasi pada September 2021 tercatat sebesar Rp 3.313,3 triliun, tumbuh 4,5 persen yoy, lebih tinggi dari 2,8 persen pada Agustus 2021.
Peningkatan terjadi pada seluruh instrumen uang kuasi, yaitu simpanan berjangka, tabungan lainnya, serta giro valas.
Di sisi lain, surat berharga selain saham tercatat tumbuh negatif -1,2 persen yoy, jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh positif 5,8 persen.
Penurunan tersebut didorong oleh penurunan kepemilikan lembaga keuangan non-bank atas surat berharga yang diterbitkan bank dan bank sentral dalam rupiah. [dhn]