WahanaNews.co | Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan rasio utang perusahaan pelat merah terhadap modal yang diinvestasikan turun dari 39 persen menjadi 35 persen pada 2021.
"Artinya citra yang dibilang BUMN banyak utang, itu salah," ungkap Erick dalam peluncuran Holding Danareksa, Rabu (20/7).
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Ia mengatakan rasio utang BUMN lebih rendah dibandingkan dengan porsi dana yang diinvestasikan oleh perusahaan pelat merah. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, di mana biasanya rasio utang lebih besar ketimbang jumlah modal investasi.
"Kalau di private sector itu biasanya modal lebih kecil daripada utang, ya 30:70. Ini (BUMN) terbalik. Jadi jangan terjebak persepsi. Ini fakta dan data," kata Erick.
Di tengah posisi utang yang sehat, Erick menambahkan jumlah setoran BUMN ke negara tembus Rp1.198 triliun sejak 2019 sampai 2021. Angka itu naik Rp 60 triliun dari periode sebelumnya.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
"Pada masa krisis (akibat pandemi) naik Rp 60 triliun. Itu berupa apa? pajak, bagi hasil, dan dividen," terang Erick.
Selain itu, total keuntungan BUMN naik lebih dari 800 persen dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp124 triliun pada 2021.
"Ini loncatan yang luar biasa berkat kerja keras bersama-sama, bukan individu," tutup Erick. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.