Inilah yang mendorong platform ecommerce menawarkan beragam jasa layanan berdasarkan kecepatan atau kebutuhan dari penggunanya ketimbang menawarkan perusahaan jasa logistiknya. Mulai dari pilihan Instan, Reguler, Same Day, Ekonomi/Hemat, hingga Kargo.
Seperti Shopee, ecommerce bernuansa oranye itu, menampilkan berbagai pilihan berdasarkan kategori harga, kecepatan dan kapasitas layanan pengiriman. Namun, pembeli masih dapat mengganti perusahaan logistik yang tersedia berdasarkan kategori yang mereka pilih setelah checkout, sebelum penjual mengirimkan barang.
Baca Juga:
Tips Belanja Cerdas di Era Digital
Begitu juga di Tokopedia, Lazada dan Tiktok Shop. Nama perusahaan logistik tidak tercantum dalam pilihan pertama layanan pengiriman. Hanya tersedia pilihan kategori Instan, Reguler, Same Day, Ekonomi/ Hemat hingga Kargo berikut tarif pengiriman.
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Logistik E-commerce (APLE) Sonny Harsono mengatakan hampir seluruh pemain ecommerce di Indonesia, melakukan interpretasi cross selling atau promosi secara silang yang merupakan salah satu strategi marketing.
Tampilan pilihan logistik berdasarkan jenis kategori dan layanan kepada pelanggan, menurut Sony merupakan hal yang wajar. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah pelanggan memilih jenis layanan pengiriman.
Baca Juga:
Uang Palsu Beredar di E-commerce, Bank Indonesia Buka Suara
“Karena dari pengamatan dan yang kami alami sendiri di lapangan platform Shopee masih menggunakan jasa logistik lain selain miliknya sendiri sehingga tidak memenuhi klasifikasi monopoli maupun oligopoli. Karena ada lebih dari tiga perusahaan kurir masih bekerja sama aktif dengan Shopee,” kata Sonny belum lama ini.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.