WahanaNews.co, Taipei - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei menggelar demo masak
rendang bersama para istri perwakilan negara asing di Taipei, Taiwan pada Selasa, (7/5).
Acara tersebut digelar bersama klub istri perwakilan negara asing di Taipei yaitu Welcome to Taipei International Club (WTIC). Demo masak tersebut dihadiri lebih dari 100 anggota korps pasangan perwakilan negara asing.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Kepala KDEI Taipei Iqbal S. Shofwan, yang membuka acara demo masak, menjelaskan pentingnya rendang dengan beragam bumbu yang digunakan dalam proses memasaknya. Ia menekankan,
peran sentral bumbu dan rempah dari rendang tidak hanya menjadi representasi budaya masyarakat di Sumatra Barat, tetapi juga Nusantara.
“Bumbu yang berada di penjuru Nusantara sejak zaman awal peradaban merupakan pencetus dan
cikal bakal terjadinya perdagangan global di dunia. Bumbu dan rempah memicu datangnya misi perdagangan dari seluruh penjuru dunia ke Indonesia, termasuk dari Eropa, pada abad ke-15,” jelas Iqbal.
Melalui kegiatan ini, Iqbal berharap dapat memberikan pengalaman bagi ibu-ibu perwakilan negara asing di Taiwan yang hadir menyaksikan demo memasak tersebut. Ia juga berharap, resep yang dibagikan dapat memicu para peserta untuk membuat rendang sendiri di rumah, mencobanya dengan keluarga, dan membagikan pengalaman mereka memasak rendang.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
“Mereka dapat menceritakan hal tersebut kepada keluarga, sehingga memicu keinginan untuk mencicipi masakan khas Indonesia di Taiwan. Mereka juga dapat membeli bumbu-bumbu khas Indonesia yang saat ini telah tersedia di lebih dari 300 toko khas Indonesia di Taiwan menurut situs web Rasa Indonesia,” ujar Iqbal.
KDEI Taipei menghadirkan Chef Narendra Archie dalam demo memasak rendang khas Sumatra Barat kali ini. Chef Archie menjelaskan filosofi rendang bagi masyarakat Sumatra Barat, yaitu sebagai menu utama yang dijunjung sangat tinggi.
“Status rendang dijunjung sangat tinggi sebagai menu utama. Proses memasaknya lama, menggunakan setidaknya 15 macam bumbu khas Indonesia, dan memasak rendang sejatinya dikerjakan oleh perempuan yang perannya sangat penting bagi adat Minang. Hal-hal ini menjadikan
rendang sebagai menu yang penting,” kata Chef Archie.
Rendang yang disajikan dalam demo masak ini menggunakan bumbu yang sama dengan yang disajikan di Sumatra Barat. Bumbu-bumbu khas yang digunakan, antara lain, adas manis, daun kunyit, daun salam, daun jeruk, sereh, lengkuas, jinten, pala, bunga lawang, kapulaga, dan cengkeh.
Selain rendang, Chef Archie juga menampilkan salah satu hidangan penutup khas Indonesia yaitu es
campur. Sebagai sajian makan siang, turut ditampilkan gado-gado, nasi goreng, sate ayam, rujak buah, kue lapis, dan bolu pandan.
Turut hadir membuka kegiatan tersebut istri dari Menteri Luar Negeri Taiwan yaitu Caroline Wu Su dan istri dari Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan yaitu Jeannie Tien. Turut mendampingi keduanya yaitu Ketua Dharma Wanita Persatuan KDEI Taipei Mella Muthia Iqbal.
“Masyarakat Taiwan sangat
familier dengan menu-menu Indonesia seperti nasi goreng, gado-gado, dan sate ayam dari pengalaman mereka berwisata ke Indonesia, khususnya Bali,” tandas Mella.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]