WahanaNews.co | Pemerintah secara resmi telah menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertalite dan Pertamax.
Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila menolak dengan tegas atas keputusan tersebut.
Baca Juga:
Waketum SAPMA Pemuda Pancasila Terpilih Jadi Pimpinan MPR RI Mewakili DPD, Ini Harapannya
Harga Pertalite dinaikan dari Rp7.650 jadi 10.000 per liter. Adapun Solar dari Rp5.150 pe liter naik jadi Rp6.800 per liter. Untuk Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500 per liter.
"Kenaikan harga BBM ini adalah bentuk abai dan tidak pedulinya pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat saat ini yang dalam kegiatan sehari harinya masih dalam kesusahan ekonomi pasca pandemi. Dalam hal ini, dengan kebijakan kenaikan harga BBM, tentu akan melambungkan juga dampak harga harga kebutuhan pokok lainnya, seperti sembako ataupun kebutuhan lainnya," kata Ketua Umum Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Aulia Arief dalam siaran persnya.
Menurut Aulia Arief, Pemerintah tak melihat dari suara masyarakat agar harga BBM tak dinaikkan. Kenaikan harga BBM, menurutnya, berdampak langsung pada masyarakat kecil.
Baca Juga:
Terpilih Kembali jadi Ketum SAPMA Pemuda Pancasila, Aulia Arief Ajak Jaga Persatuan Jelang Pemilu 2024
"Pemerintah belum mendengarkan suara rakyat. Kenaikan BBM ini akan berdampak langsung pada rakyat kecil menengah, seperti UMKM, buruh, tani, nelayan, bahkan karyawan-karyawan swasta maupun pegawai pemerintahan itu sendiri," ujarnya.
Harga BBM naik juga akan berdampak pada harga kebutuhan pokok lainnya, sehingga harga kebutuhan masyarakat yang diperlukan pun akan meningkat pula.
Karena itu, SAPMA menolak tegas kenaikan harga BBM.