WahanaNews.co | Kementerian Investasi meneken nota kesepahaman (MoU) dengan CNGR Advanced Material Co Ltd., produsen ternary precursor asal China, guna mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Penandatanganan kerja sama dengan nilai investasi US$5 miliar tersebut dilakukan oleh Sekretaris Kementerian Investasi Ikmal Lukman dan Chairman CNGR Advanced Material Co Ltd Deng Weiming dan disaksikan oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di B20 Investment Forum, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11).
Baca Juga:
Pemprov Jambi Tegaskan Pelarangan Mobilitas Truk Batubara, Pelanggar Akan Ditindak
Dalam nota kesepahaman itu, seperti mengutip Antara, Sabtu (12/11), Kementerian Investasi akan bertanggung jawab untuk membantu CNGR Advanced Material memperoleh semua penerbitan izin proyek, termasuk insentif investasi dari pemerintah.
Bahlil menegaskan komitmen pemerintah untuk menyukseskan program ekosistem kendaraan listrik, termasuk melalui kerja sama dengan produsen prekursor tersebut.
"Indonesia konsisten pada transformasi ekosistem melalui hilirisasi. Ini terjadi karena reformasi melalui UU Cipta Kera," ujarnya dalam keterangan resmi.
Baca Juga:
Hal-hal yang Wajib Ditanyakan Sebelum Konsumen Membeli Kendaraan Listrik
"Saat ini, seluruh perizinan tersentral di OSS berbasis risiko. Lewat OSS, semua clear. Jadi, tidak ada lagi cara-cara lama di bangsa ini. Tax holiday dan tax allowance dulu di Kementerian Keuangan, sekarang cukup di Kementerian Investasi. Bisa cepat, yang penting satu, bisnis benar," terang Bahlil.
Ia menegaskan bahwa Kementerian Investasi berkomitmen memberi kemudahan bagi para investor dalam melakukan investasi di Indonesia.
Caranya, dengan memfasilitasi kemudahan dalam penerbitan izin usaha sekaligus memberikan fasilitas berupa insentif bagi para investor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal ini, sambung Bahlil, dilakukan untuk terus menarik minat dan meningkatkan kepercayaan investor asing berinvestasi di Indonesia.
Selain itu, Kementerian Investasi juga mendorong kolaborasi yang harus terjalin antara investor asing dengan pengusaha lokal atau UMKM dalam melaksanakan proyek realisasi investasinya.
"Salah satu syarat yang tertuang dalam nota kesepahaman adalah investor asing harus berkolaborasi dengan pengusaha lokal atau UMKM dalam menjalankan proyeknya. Kami ingin pelaku usaha lokal atau UMKM juga memperoleh kesempatan yang baik dari terjalinnya kerja sama ini," ungkap Bahlil.
Ia berharap ada dampak berlipat dari investasi yang masuk, termasuk mendukung hilirisasi, memberdayakan UMKM, serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
"Ini yang disebut investasi menjadi penggerak perekonomian bangsa," jelasnya.
China konsisten masuk dalam posisi lima besar negara dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia pada periode Januari-September 2022, dengan realisasi investasi mencapai US$5,2 miliar.
Angka tersebut diperkirakan bertambah pada kuartal keempat nanti dengan makin banyaknya proyek investasi yang terealisasi dari China. [rna]