WahanaNews.co, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan berperan aktif mendukung program prioritas pemerintah Kabinet Merah Putih yang fokus pada swasembada pangan, swasembada energi, dan hilirisasi.
Untuk mendukung program tersebut,
Kementerian Perdagangan telah menetapkan tiga program prioritas yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan ekspor, dan mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BISA (Berani
Inovasi, Siap Adaptasi) ekspor.
Baca Juga:
Tingkatkan Perlindungan Masyarakat, Bappebti Gelar FGD Aset Kripto di Surabaya
Salah satu instrumen Bappebti untuk mendukung ketiga program adalah optimalisasi Sistem Resi Gudang (SRG).
“Bappebti berkomitmen mendukung penuh program prioritas pemerintah, salah satunya melalui optimalisasi SRG yang merupakan instrumen Perdagangan Berjangka Komoditas (PBK). SRG bertujuan untuk menjaga pasar atas produk/komoditas yang disimpan di gudang SRG, sehingga dapat memiliki nilai lebih bagi masyarakat baik petani, petambak, nelayan, maupun pekebun,” jelas Kasan.
Saat ini, terdapat 22 jenis komoditas yang dapat menggunakan SRG berdasarkan Peraturan Menteri
Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2023 yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet,
rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, bawang merah, ikan, pala, ayam karkas beku, gula kristal putih, kedelai, tembakau, dan kayu manis.
Baca Juga:
Wujudkan Ekosistem Aset Kripto yang Berintegritas, Bappebti Terbitkan Perba Nomor 9 Tahun 2024
Kasan menerangkan, pada saat terjadi gejolak penurunan harga komoditas akibat kondisi seperti panen raya, faktor cuaca ekstrim, atau gejolak harga komoditas dunia, pemilik komoditas dapat memanfaatkan gudang SRG untuk penyimpanan.
Semua komoditas yang disimpan pada gudang SRG terjamin kualitasnya karena melalui uji mutu sebelum disimpan.
Gudang SRG juga memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga mampu menjaga kualitas komoditas selama masa penyimpanan. Saat ini, terdapat 123 gudang SRG yang dibangun oleh pemerintah melalui program Kementerian Perdagangan dan 144 gudang SRG swasta yang tersebar di seluruh Indonesia.
Melalui mekanisme penyimpanan tersebut, SRG akan mampu menunjang program pemerintah karena mampu mendukung stabilitas harga dan pasokan komoditas serta menjaga inflasi.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan Pasar Lelang Komoditas (PLK), Heryono Hadi
Preasetyo menjelaskan, terdapat sejumlah komoditas dari gudang SRG yang terbukti mampu menjaga inflasi, seperti gabah, beras, kedelai, bawang merah, ikan, dan gula.
Di samping untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi, penguatan SRG juga didorong untuk mendukung peningkatan ekspor nonmigas Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil dilakukan ekspor terhadap komoditas yang disimpan di gudang SRG.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]