Selanjutnya, Al Gharas for Herb and Spices sebagai importir produk rempah dan kopi; Agnaden for Import & Export untuk produk bubuk kakao; serta Kamal Saad for Paper Industries importir produk kertas dan alat tulis kantor.
Pada kesempatan tersebut, Syahran juga menyebutkan sejumlah produk rempah yang mengalami penurunan ekspor, yaitu cengkeh turun 34,54 persen; pala 31,43 persen; dan bubuk kakao 42,56 persen. Syahran juga menerangkan, angka perdagangan bilateral Indonesia-Mesir secara umum meningkat.
Baca Juga:
Mendag Busan Ajak Investor Berinvestasi di Sektor Produk Berorientasi Ekspor
”Berdasarkan laporan CAPMAS, total perdagangan Indonesia-Mesir sebesar USD 2,176 miliar pada 2022. Ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD 1,666 miliar sementara ekspor Mesir ke Indonesia USD 510,20 juta. Artinya, Indonesia membukukan surplus USD 1,5551 miliar,” ungkap Syahran.
Adapun Arif menambahkan, momentum kegiatan ekspor dapat dimanfaatkan untuk kembali memulai aktivitas perdagangan Indonesia-Mesir.
Untuk itu, KBRI Kairo senantiasa memfasilitasi pelaku usaha Mesir yang berdomisili di Alexandria untuk memperluas jangkauan investasi di Indonesia.
Baca Juga:
Business Matching Januari-Maret 2025, Produk UMKM Catat Transaksi USD 13,86 Juta
Diskusi dalam pertemuan berlangsung interaktif. Terungkap Direktur Agnaden For Import & Export Hosny yang selama ini mengimpor produk bubuk kakao ingin menjajaki produk hasil pertanian lainnya.
"Kami telah empat tahun mengimpor produk bubuk kakao dari Indonesia yang berkualitas tinggi. Saat ini, kami ingin membuka importasi produk lainnya, seperti kelapa kering (dessicated coconut),” pungkas Hosny. [jp/jup]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.