"Mengapa holding ini terbentuk untuk memperkuat bagaimana kita ikut pembangunan ekosistem EV baterai. Mobil listrik ini kita harus ikut, karena ini perubahan yang terjadi dan jantungnya di PLN," ungkap Erick.
Oleh sebab itu, dia mendesak agar pabrikan mobil listrik yang ada di Indonesia dapat mengikuti kebijakan yang dibuat PLN. Misalnya seperti tipe colokan di charging station. Ia berharap Indonesia yang dapat menentukan colokan tersebut.
Baca Juga:
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa 3 Saksi Termasuk ESDM
"Hal kecil yang saya berbicara, charging dari listrik saya lihat charging ini bentuknya macam-macam, Ada yang bulat ada yang gepeng kebayang gak kalau colokan listrik di Indonesia beda-beda ini market kita. Kalau bisa colokan mobil kita yang nentuin kalau gak jangan isi listrik di sini," kata Erick.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan sebanyak 1.000 unit sepeda motor berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) dikonversi menjadi motor listrik pada 2022 ini, naik dari 100 unit pada 2021.
Sebagai upaya mendukung program pemerintah tersebut, PT PLN mempersiapkan penyediaan infrastruktur, salah satunya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Baca Juga:
RI Bakal Miliki Pabrik Tembaga Terbesar Dunia, Mulai Berproduksi Agustus 2024
Pada 2022 ini ditargetkan sebanyak 580 unit SPKLU bisa dimanfaatkan para pemilik kendaraan listrik di Tanah Air. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan realisasi SPKLU pada 2021 yang telah dibangun sebanyak 190 unit.
Hingga Februari 2022, total stasiun pengisian daya kendaraan listrik ini tercatat sebanyak 267 unit di 195 lokasi. Adapun jumlah stasiun pengisian daya kendaraan listrik yang dimiliki PLN tercatat sebanyak 120 unit tersebar di 92 lokasi.
Sementara sampai dengan Maret 2022, pemerintah telah menyelesaikan konversi 100 unit motor BBM ke motor listrik sebagai tonggak awal pemasifan kendaraan listrik.