"Kan itu manajemen PIM sendiri yang merencanakan mau import tapi kan enggak berhasil, tapi di dalam negeri gasnya tersedia kok, enggak ada masalah. Enggak ada masalah harusnya volumenya," ujar Dwi.
Sedangkan, SVP Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menjelaskan bahwa PIM-1 mempunyai kebutuhan gas sebesar 55 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan telah mendapatkan alokasi dari LNG Tangguh sampai tahun 2024 sebanyak 5 kargo. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 134K/2021.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Meski begitu, ia mengakui bahwa saat ini terdapat kendala pasokan dari LNG Tangguh, namun pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, Kementerian BUMN untuk bisa mendapatkan pengganti alokasi gas tersebut untuk tahun 2023. Baik itu, berupa pengalihan dari sumber gas lain, maupun melalui mekanisme impor gas.
"PIM-1 sendiri, sejak tahun 2012 berhenti beroperasi, namun berkat dukungan Kementerian ESDM, di awal tahun ini berhasil kita lakukan reaktivasi atau dihidupkan kembali," kata dia. [tum]S
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.