Ani, sapaan akrabnya, membeberkan sejumlah data yang membuktikan pernyataannya tersebut.
Pertalite misalnya, yang saat ini harganya sebesar Rp7.650 per liter mendapatkan subsidi sebesar Rp6.800 per liter oleh pemerintah karena harga sebenarnya Rp14.450 per liter, hanya dinikmati 20 persen masyarakat miskin.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Untuk memberikan subsidi pertalite ini, pemerintah menggelontorkan anggaran hingga Rp93,5 triliun untuk kuota sebanyak 23,05 juta kiloliter hingga akhir tahun.
Namun, ia menyayangkan anggaran yang besar ini, 80 persennya dinikmati oleh orang mampu, dan dari jumlah tersebut 60 persen dinikmati oleh orang sangat kaya atau crazy rich.
"Jadi anggaran pertalite yang besar ini, sekitar Rp 60 triliun sendiri dinikmati oleh orang sangat kaya," jelasnya.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Solar juga demikian, rumah tangga miskin yang menikmati subsidi ini hanya 5 persen saja. Sedangkan 95 persennya dinikmati oleh rumah tangga mampu.
Artinya, anggaran subsidi untuk solar yang mencapai Rp149 triliun dengan jumlah kuota 15,01 juta kiloliter, mayoritas digunakan oleh orang kaya.
Untuk solar sendiri, pemerintah mensubsidi senilai Rp8.800 per liter, sehingga harga sebenarnya sebesar Rp13.950 per liter, hanya dijual Rp 5.150 per liter oleh Pertamina. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.