“Ini baru penanaman kedua karena baru memulai dan pada 2022 kemarin baru mengalami satu kali panen. Sempat ada keterlambatan yang disebabkan oleh faktor alam yang mengakibatkan air dalam tidak bisa ditaburkan benih, jadi sedikit susah,” kata Timang.
Menurutnya, para petani di Kalteng sering menghadapi pasang surut air laut yang datang sewaktu-waktu.
Oleh karena itu, pihaknya berharap peran pemerintah untuk dapat menyediakan saluran irigasi, seperti pintu air yang dapat dibuka dan tutup sesuai dengan kebutuhan.
Baca Juga:
Wamentan Bicara Food Estate dan Cetak Sawah di Rapat Koordinasi Kemenko Perekonomian
“Masa tanam yang pertama dapat menghasilkan 120 kaleng. Karena tidak memakai sistem timbangan, jadi bisa diumpamakan satu kaleng antara 10-12 kilogram (kg). Melihat masa tanam yang pertama berhasil, kami mau yang kedua nanti lebih berhasil lagi,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjawab beberapa tudingan yang menyebut proyek food estate atau lumbung pangan yang ada di Kalteng mengalami kegagalan.
SYL menjelaskan, berdasarkan data terkahir dari Kementan, pembukaan lahan untuk food estate pada 2020 mencapai 294.000 hektar.
Baca Juga:
Soroti Ketahanan Pangan, Luhut Bangga dengan Food Estate Humbang Hasundutan Sumut
“Food estate itu adalah antisipasi dari potensi alih fungsi lahan. Jadi ada beberapa orang yang mengatakan kalau di Kalteng tidak berhasil. Itu tidak betul,” ujar Mentan SYL dalam rapat kerja nasional (rakernas) Kementan di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/1/2023). [eta/kompas.com]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.