WAHANANEWS.CO, Jakarta - PPT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan bahwa mereka menargetkan produksi emas dari Precious Metal Refinery (PMR), bagian dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, akan mulai beroperasi pada November 2024.
Pabrik ini diharapkan bisa menghasilkan 50-60 ton emas per tahun.
Baca Juga:
LHKPN Hanya Rp 51 Miliar, Kejagung Temukan Rp 1 Triliun dan 51 Kg Emas di Rumah Zarof
"Di samping tembaganya, kita akan memproduksi emas. Emas yang kira-kira 50-60 ton itu akan kita mulai produksi bulan depan, akhir bulan ini atau bulan depan," jelas Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengutip CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, Kamis (10/10/2024).
Tony menjelaskan bahwa emas tersebut merupakan salah satu produk sampingan dari smelter tembaga yang disebut sebagai smelter tembaga single line terbesar di dunia.
Dia juga mengungkapkan bahwa sebagian dari emas yang diproduksi oleh PTFI akan dibeli oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Baca Juga:
Tambang Emas Ilegal di Sekotong, KPK Sebut Beromzet Rp1,08 Triliun
"Emasnya sudah ada perbincangan dengan Antam. Antam akan beli, tapi nggak semuanya, sebagian saja. Kira-kira mungkin 20 ton, tapi mungkin ini informasi masih dalam, sudah MoU (Nota Kesepahaman). Jadi Antam akan off take kira-kira 20 ton. Sisanya ya kita sebar ke beberapa tempat lain," paparnya.
Selain itu, Tony mengatakan bahwa saat ini smelter tembaga kedua milik PTFI sudah mulai berproduksi, dan kapasitasnya akan ditingkatkan secara bertahap.
Produksi katoda tembaga penuh ditargetkan tercapai pada Januari 2025.
"Kita sudah mulai produksi dan kemudian secara bertahap akan kita tingkatkan sampai dengan Desember 2024 ini, sehingga mulai Januari awal 2025 itu sudah dalam kapasitas penuh untuk produksi," jelas Tony.
Sebagai informasi, pada 23 September 2024 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan produksi katoda tembaga perdana dari smelter kedua PTFI di JIIPE, Gresik.
Smelter ini merupakan smelter tembaga single line terbesar di dunia, dengan kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, menghasilkan 600.000-700.000 ton katoda tembaga per tahun.
Bersama dengan smelter pertama yang dikelola oleh PT Smelting, kedua fasilitas ini akan memurnikan total 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, menghasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak setiap tahunnya.
Investasi untuk proyek ini mencapai USD 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun, dengan luas area sebesar 104 hektar.
Sebanyak 100 ribu katoda tembaga dari smelter PTFI ini diproyeksikan akan diserap oleh PT Hailiang Group, sebuah perusahaan yang memproduksi copper foil, yang juga akan membangun pabrik di JIIPE, Gresik.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]