WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, ketika bangsa ini masih berjuang bangkit dari penjajahan dan krisis ekonomi, muncul sosok dermawan luar biasa dari tanah Riau, yaitu Sultan Syarif Kasim II.
Penguasa Kesultanan Siak ini dikenal sebagai raja muslim terkaya di Nusantara pada masanya. Kekayaannya berasal dari berbagai sektor, mulai dari perkebunan, pertanian, hingga kerja sama migas dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Standard Oil Company of California.
Baca Juga:
Peristiwa G30S/PKI, Mengenal 10 Pahlawan Revolusi Indonesia
Melansir dari CNBC Insight, Rabu (12/11/2025), Pada 1930, dia mengizinkan perusahaan AS tersebut menambang minyak bumi di wilayah kekuasaannya.
Praktis, kegiatan bisnis tersebut membuat kantong pribadi raja muslim terkaya itu makin tebal. Namun, di balik kekayaan yang melimpah, Syarif Kasim II justru memilih hidup sederhana dan mengabdikan hartanya untuk rakyat. Ia mendirikan sekolah, menyalurkan beasiswa, dan memastikan rakyatnya mendapat pendidikan layak, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Begitu juga usai Indonesia merdeka tahun 1949. Saat itu kondisi Indonesia sangat kacau.
Baca Juga:
5 Film Perjuangan Indonesia yang Wajib Ditonton untuk Bangkitkan Semangat Nasionalisme
Roda pemerintahan tak bisa bergerak imbas kedatangan Belanda yang ingin kembali menjajah. Lalu, rakyat juga hidup susah karena situasi politik dan ekonomi yang tak stabil.
Di tengah kondisi demikian, Syarif Kasim II memutuskan untuk membagi-bagikan harta demi mengurai kesulitan. Dia membagikannya bukan kepada rakyat perseorangan, tetapi pemerintah Indonesia supaya bisa digunakan semaksimal mungkin bagi masyarakat luas.
Dalam Sultan Syarif Kasim II: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (2004) tercatat dia menyumbangkan mahkota emas, pedang kerajaan, mobil, serta kiloan emas dan berlian. Semuanya diserahkan kepada Gubernur Sumatera Tengah di Bukittinggi.