WahanaNews.co, Jakarta - PLN Group sedang mengeksplorasi peluang bisnis di luar sektor kelistrikan melalui kerja sama dengan enam startup di Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif progresif perseroan dalam menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan melalui program Connext Powered by PLN.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh jajaran manajemen atas PLN, Direksi Subholding, dan Anak Usaha PLN, bersama dengan Founder atau Co-founder dari enam startup terpilih.
Penandatanganan dilakukan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (25/7/2023) lalu.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PLN senantiasa terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan bisnis.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Melalui program Connext, kami memberikan dukungan penuh kepada startup terpilih yang akan belajar dan berpartisipasi dalam ekosistem PLN. Ini merupakan bentuk kolaborasi PLN dengan startup untuk mengubah tantangan global terkait disrupsi teknologi menjadi peluang," ujar Darmawan dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (2/8).
Sementara itu, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, menjelaskan bahwa melalui entitas usahanya, yaitu PT PLN Icon Plus, PT Haleyora Power, dan PT Energy Management Indonesia (EMI), PLN akan terus mendorong penggunaan aset secara maksimal untuk mengembangkan potensi bisnis di luar sektor kelistrikan, seperti teknologi digital, internet, dan pengelolaan cold chain.
"Kami bersama enam startup pilihan akan memaksimalkan aset untuk pengembangan teknologi digital, internet, dan pengelolaan cold chain," sebut Hartanto.
Hartanto juga merinci kolaborasi tersebut, dimana PLN Icon Plus akan berkolaborasi dengan Fresh Factory dari industri cold chain, Nodeflux dari industri computer vision, Amoda dari industri commercial space management, dan Kanggo dari industri home services.
Selanjutnya, EMI berkolaborasi dengan Rekosistem dari industri waste to energy untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dan PT Haleyora Power berkolaborasi dengan Imajin dari industri manufaktur on demand.
Kolaborasi ini merupakan langkah adaptasi PLN terhadap perkembangan teknologi dan perubahan perilaku masyarakat yang semakin digital dan praktis.
"Tidak ketinggalan, semua proses bisnis yang dilakukan PLN juga mencakup aspek keberlanjutan di bidang lingkungan dan sosial dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]