Di klaster produk makanan dan minuman, ada minuman herbal dari CV Totalindo, D’Lizfood Borobudur, Racik Sewu, Jamu Deka, Dzikri Herbal, Eco Vivo. Selanjutnya Alfy’s Kitchen (tape ketan), Larasati Banacrisbee (keripik pisang), Lenia (gepuk abon), Sehati (kopi), TM Coffee (kopi), Flora (keripik jamur tiram), Rosada Puji (kopi biji salak).
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Magelang Basirul Hakim menyatakan cukup antusias dengan gelaran AEM Retreat ke-29. Pertemuan antarmenteri ekonomi ASEAN ini berdampak pada perekonomian daerah, khususnya pelaku UMKM.
Baca Juga:
Temui Pelaku UMKM di Sumatra Barat, Mendag: Perkuat Produk dengan Peningkatan Kualitas dan Pemasaran
"Kami kerap mengajak UMKM unggulan di Kabupaten Magelang dalam berbagai pameran. Kali ini, di kegiatan AEM Retreat 2023,” paparnya
Dijelaskan Basirul, potensi UMKM di Kabupaten Magelang sangat menjanjikan. Sampai saat ini, terdapat lebih dari 106 ribu pelaku UMKM dengan berbagai produk akhir, seperti makanan olahan, kerajinan, batik, butik dan aneka kuliner khas yang lain yang berbasis potensi lokal. Diperkirakan potensi tersebut mampu menyerap 161.552 orang tenaga kerja.
Basirul mengatakan, kegiatan pameran ini merupakan upaya memperkenalkan produk lokal dan memperluas jaringan pemasaran untuk ekspor agar lebih memiliki daya saing yang lebih besar.
Baca Juga:
Business Matching UMKM April 2025 Catatkan Transaksi Rp722,76 Miliar
Pameran produk UMKM ini diharapkan akan secara langsung mempertemukan produsen dengan konsumen sehingga menjadi sarana yang efektif dalam mempertemukan pelaku UMKM. Dengan demikian, tercipta kemitraan antarpelaku UMKM.
Ida Puji Astuti dari Sahara Prestasi yang memproduksi batik Ecoprint mengatakan, keinginan memiliki usaha yang bernilai untuk melestarikan budaya telah mengantarkan dirinya menjadi pengusaha Batik Ecoprint terkemuka di Kabupaten Magelang.
“Banyak pelaku UMKM di Kota Magelang yang memproduksi batik tulis dan jumputan dalam jumlah besar. Selain unik, pembuatan batik ecoprint terbilang lebih mudah dibandingkan batik tulis,” ungkap Ida.