WahanaNews.co | Listrik di Lebanon menyala lagi pada Minggu (10/10/2021), setelah mati lampu selama 24 jam lantaran terhentinya suplai energi.
Kementerian Energi mengungkapkan bank sentral Lebanon telah mengabulkan bantuan dana kredit sebesar 100 juta dolar AS (Rp1,4 triliun), untuk membeli bahan bakar.
Baca Juga:
Percepat Pemulihan Kelistrikan Pasca Bencana Aceh, Tim PLN UID Jakarta Raya Tuntaskan 38 Aktivitas Recovery
Selain itu, juga untuk mengoperasikan stasiun pembangkit listrik.
Pembangkit listrik di Lebanon dimatikan sejak Sabtu (9/10/2021), dan pejabat terkait mengungkapkan baru akan dinyalakan beberapa hari kemudian.
Lebanon selama 18 bulan terakhir memang mengalami kekurangan bahan bakar yang parah, dan krisis ekonomi.
Baca Juga:
Siagakan 52 Personel, PLN UP3 Nias Pastikan Pasokan Listrik Aman selama Nataru
Krisis tersebut membuat lebih dari setengah populasi di Lebanon mengalami kemiskinan.
Mata uang Lebanon juga mengalami penurunan, dan demonstrasi besar-besaran terhadap politisi terjadi di sejumlah tempat.
Seperti dikutip dari BBC, menurunnya nilai tukar mata uang membuat Lebanon kesulitan membayar penyuplai energi di luar negeri.