Sebagai contoh masih di kawasan tersebut juga tengah dilakukan uji coba pengembangan tanaman buah naga.
Tanaman itu menggunakan media luar ruang hanya saja menggunakan teknologi pencahayaan dan penyiraman yang juga mengandalkan listrik.
Baca Juga:
KPK Lempar Wacana Koruptor Tak Usah Dikasih Makan
Hasilnya baru terlihat satu tahun kemudian mengingat tanaman buah naga baru berproduksi satu tahun kemudian.
Begitu juga program PLN Peduli di Agro Eduksi Wisata Ragunan baru berlangsung sejak Oktober 2021 sehingga untuk hitung-hitungan bisnis belum ketahuan.
Pertanyaan lainnya adalah apakah rasa dan fisik tanaman dalam kontainer berbeda dengan lahan biasa di luar ruang?
Baca Juga:
APUK Dairi Gelar Talkshow Peran Perempuan dalam Keberlanjutan SDA dan Pameran Produk Lokal
Ketua Kelompok Tani Rumpaka Jaya Zakaria mengatakan dari segi rasa dan fisik tanaman di dalam kontainer tidak ada perbedaan dengan yang dikembangkan di luar ruang.
“Sayuran yang dikembangkan di dalam kontainer justru sedikit lebih manis dibanding dengan tanaman yang di budidaya di luar ruangan. Bahkan untuk tanaman peria (pare) yang ditanam di dalam kontainer tidak terasa pahit,” paparnya.
Tak hanya itu, karena budi daya di dalam kontainer lebih higienis karena tidak terkena debu atau asap kendaraan maka hasil panen juga dapat langsung dikonsumsi baik untuk lalap maupun jus tanpa harus dimasak terlebih dulu.