"Kita tidak ragu-ragu. Kita paling yakin kalau butuh naik, kita naikkan. Sekarang kita lagi review karena kelihatannya harga avtur turun, kan tidak adil harga avtur turun, Garuda menaikan (tarif)," tuturnya.
"Tentu kita berterima kasih sekali kepada Menhub (Menteri Perhubungan), tapi kita juga berpihak ke penumpang. Kau enggak ku naikin (tarifnya) aja enggak naik Garuda, apalagi ku naikin," tukas Irfan.
Baca Juga:
Wamildan Tsani Panjaitan Dirut Baru Garuda Indonesia
Garuda Indonesia, lanjut Irfan, menyikapi kebijakan tersebut secara cermat dengan mempertimbangkan fluktuasi harga bahan bakar avtur terhadap kebutuhan penyesuaian harga tiket.
"Tentunya dengan tetap mengedepankan pemenuhan kebutuhan masyarakat atas aksesibilitas layanan penerbangan," tuturnya.
Kementerian Perhubungan sebelumnya mencatat tingginya harga avtur menjadi sebab adanya penerapan fuel surcharge bagi maskapai penerbangan.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Pilih Menu Nasi Goreng di Pesawat ke Papua Nugini
Staf Khusus Menteri Perhubungan, Adita Irawati, mengaku harga bahan bakar atau avtur naik hingga 70% dibandingkan harga tahun lalu.
Sementara, fuel surcharge sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga avtur.
"Jadi begini, yang namanya fuel surcharge itu sangat tergantung dari fluktuasi harga avtur atau bahan bakar. Dan avtur naik sudah sangat tinggi bahkan kalau dibandingkan tahun lalu sudah naik hampir 70%," beber Adita, saat ditemui wartawan di Pelabuhan Kijing, Mempawah. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.