WahanaNews.co | Setelah perayaan Natal dan jelang tahun baru (Nataru), sejumlah komoditi di pasar tradisional Kota Solo melonjak naik.
Berdasarkan pantauan di Pasar Legi Solo, harga telur naik dari Rp26.000 menjadi Rp29.000, minyak goreng dari Rp18.000 menjadi Rp18.500.
Baca Juga:
Cabut PPKM, Jokowi: Efek untuk Pedagang Terlihat pada Februari 2023
Kemudian untuk harga cabai sret dari Rp75.000 menjadi Rp80.000 per kg.
Maryani, salah satu pedagang di Pasar Legi mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok sudah biasa terjadi menjelang tahun baru.
Kenaikan juga disebabkan stok barang yang sudah mulai menipis, karena tutup tahun.
Baca Juga:
Jelang Nataru, Pemkot Bekasi Monitoring Harga Pokok di Pasar Tradisional
"Biasa mas kalau mau tahun baru ya naik harganya. Permintaannya kan juga meningkat untuk tahun baru dan Natal.
Awal Desember sudah naik, ya paling banyak telur sama minyak," ujar Maryani saat ditemui wartawan, Senin (27/12).
Kepala Bidang pengembangan perdagangan Dinas Perdagangan Kota Solo, Wulan Tendra Dewayani mengemukakan, harga telur memang mengalami kenaikan cukup tinggi.
Karena, dikatakannya, kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat saat Natal dan menjelang tahun baru.
"Jadi kalau untuk harga telur memang sampai hari ini kisaran harga kan Rp30.000–Rp32.000 per kilogram. Dari harga normal sebelumnya Rp23.000-Rp24.000, termasuk harga yang wajar itu," katanya.
Selain itu, pemerintah juga tengah mengucurkan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan), sehingga daya beli masyarakat meningkat.
"Itu mungkin dijadikan kesmpatan untuk para pedagang khususnya yang penjual telur," jelas Wulan.
Untuk kenaikan harga minyak, menurut dia, dikarenakan pada beberapa bulan sebelumnya sudah mengalami kenaikan CPO (Crude Palm Oil) atau bahan baku/bahan mentah minyak.
"Yang minyak curah itu harganya Rp12.000 sampai dengan Rp18 000. Lalu minyak yang dikemas Rp19.000 - Rp20.000, dari harga sebelumnya Rp14.000 - Rp14.500 per liter," ujarnya.
Wulan menyampaikan, Pemkot Solo akan menggelar operasi pasar khususnya minyak goreng, untuk mengontrol harga miytak goreng.
"Operasi pasar nanti akan diadakan hari Rabu-Kamis di setiap kecamatan. Untuk harganya Rp 14.000 per liter. Jadi memang lumayan banyak selisihnya di pasaran," terangnya.
Wulan menambahkan, minyak goreng yang akan dijual adalah dalam bentuk kemasan.
Pihaknya telah mengajukan permohonan per kecamatan sebanyak 1.000 liter. Sehingga total 5 kecamatan sebanyak 5.000 liter.
Wulan menyampaikan, sasaran operasi pasar tersebut nantinya adalah warga miskin.
Di mana per KK (kepala keluarga) akan mendapatkan jatah pembelian sebanyak 2 liter. Sedangkan untuk pembagiannya akan berada di tiap-tiap kantor kecamatan.
"Kalau mahalnya harga cabai kan karena ini musim hujan, jadi sudah peristiwa tahunan. Saatnya panen ternyata curah hujannya meningkat di bulan Desember. Akhirnya busuk, terus semacam gagal panen, karena musim hujan," terang dia. [rin]