WahanaNews.co, Dubai - Fasilitas tarif nol persen dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (Indonesia-UAE CEPA) terbukti menjadi penopang utama peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Dengan tarif bea masuk yang dihapus, produk Indonesia mulai dari perhiasan emas hingga sektor manufaktur lainnya kini mampu bersaing lebih agresif di salah satu hub perdagangan terbesar di Timur Tengah tersebut.
Baca Juga:
Masyarakat Desa Tarikan Gelar Aksi Damai di Polda Jambi: Dukung Penuh Proses Hukum Dugaan Pungli, Perintangan, dan Penggelapan Berkedok Portal
Salah satu kisah sukses datang dari PT Untung Bersama Sejahtera (UBS), perusahaan manufaktur perhiasan emas yang telah menembus lebih dari 30 negara termasuk Uni Emirat Arab (UEA). Melalui Indonesia-UAE CEPA yang berlaku efektif pada 1 September 2023 ini, UBS memanfaatkan fasilitas tarif bea masuk nol persen untuk produk perhiasan emas yang diekspor ke UEA. Insentif ini menjadikan
produk UBS semakin kompetitif di pasar global.
“Dengan penghapusan bea masuk, harga produk UBS menjadi jauh lebih kompetitif. Melalui CEPA, baik kami maupun pelanggan di UEA sama-sama diuntungkan,” ujar CEO UBS Eddy Susanto Yahya.
UBS mulai memanfaatkan fasilitas dalam Indonesia-UAE CEPA setelah mendapat sosialisasi langsung dari
Kemendag pada 2021 melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN). Saat itu, UBS berpartisipasi dalam pertemuan bisnis di Dubai, UAE. Pada saat bersamaan, UBS menandatangani
nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa pembeli besar dari Timur Tengah.
Baca Juga:
Pertemuan Bilateral dengan Rusia dan Hong Kong, Bahas Indonesia-EAEU FTA Hingga Aksesi ke RCEP
Sejak saat itu, UBS aktif menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) Indonesia-UAE CEPA. Pemanfaatan SKA tersebut yang memungkinkan produk UBS menikmati tarif bea masuk nol persen di pasar UEA. Eddy menyebutkan, proses administratif tersebut berjalan lancar dan efisien.
“Kami tidak menemui kesulitan sama sekali. Justru dengan SKA CEPA ini, pelanggan kami ikut diuntungkan karena biaya masuk berkurang. Mereka jadi bisa memesan lebih banyak produk dari kami,” terangnya.
UBS telah memasarkan produknya ke UEA sejak akhir 1990an dan menjadikan Dubai sebagai salah satu
pasar utama. Dengan posisi strategis sebagai pusat perdagangan emas di Timur Tengah, UEA menjadi hub penting bagi ekspor perhiasan Indonesia. Produk perhiasan emas yang dipasarkan UBS di UEA sebagian besar merupakan produk dasar seperti kalung dan anting-anting, jenis produk yang memiliki permintaan tinggi dan stabil di pasar global. Keberhasilan UBS menembus pasar UEA tidak diraih secara instan.