WahanaNews.co, Bandung - Kementerian Perdagangan RI melalui Direktorat Metrologi, Direktorat
Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) menjadi tuan rumah The 32nd Asia-Pacific Legal Metrology Forum (APLMF) Meetings yang berlangsung pada 5–7 November 2025 di Bandung, Jawa Barat.
Forum tahunan ini mengusung tema “Strengthening Trust and Innovation through Digital Transformation in Legal Metrology” dan dihadiri oleh 62 delegasi dari 19 negara anggota,
termasuk perwakilan organisasi internasional dan mitra industri.
Baca Juga:
Dorong Pemasaran Kopi Indonesia di Korea Selatan, ITPC Busan Teken MoU dengan Pemerintah Kota Goyang
“APLMF merupakan wadah kerja sama regional Asia-Pasifik di bidang Metrologi Legal yang berfokus
pada harmonisasi standar pengukuran, peningkatan kapasitas, dan kerja sama teknis antarnegara
untuk mendukung perdagangan yang adil dan perlindungan konsumen. Penyelenggaraan forum ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk memperkuat sistem Metrologi Legal nasional dengan mendorong inovasi, serta berkontribusi aktif dalam kerja sama regional,” ujar Direktur Metrologi Kemendag RI Sri Astuti saat membuka APLMF ke-32 pada Rabu (5/11).
Sri menambahkan, Metrologi Legal merupakan pilar penting dalam menciptakan keadilan dan transparansi perdagangan. Oleh karena itu, APLMF ke-32 ini tidak hanya membahas aspek teknis, tetapi
juga menjadi platform untuk memperkuat kepercayaan antara pelaku usaha, konsumen, dan
pemerintah.
Sri Astuti juga menegaskan bahwa Indonesia terus memperkuat infrastruktur Metrologi Legal melalui
modernisasi fasilitas verifikasi dan kalibrasi, digitalisasi sistem pengawasan, serta penyelarasan regulasi dengan standar internasional yang ditetapkan oleh Organisasi Internasional Metrologi Legal
(Organiation Internationale de Metrologie Legale/OIML).
Baca Juga:
Perkuat Ekspor Modest Fashion dan Kosmetik Halal, Kemendag Fasilitasi Jejaring Bisnis dengan Perwakilan Empat Negara
Selain itu, Indonesia tengah mempersiapkan revisi Undang-Undang Metrologi Legal untuk menjawab tantangan era digital serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dalam perdagangan memberikan hasil yang akurat dan dapat dipercaya. Keakuratan pengukuran bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga
menyangkut keadilan sosial dan kepercayaan publik,” urai Sri Astuti.
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.