WahanaNews.co, Arequipa - Indonesia dan Peru berkomitmen untuk segera memulai perundingan Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA). Ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran IP-CEPA yang telah dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan dan
Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru, Juan Carlos Mathews Salazar pada Agustus 2023 lalu.
Hal ini mengemuka dalam pertemuan bilateral antara Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono dengan Direktur Jenderal
Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru, José Luis Castillo di Arequipa, Peru pada Kamis, (16/5).
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Perdagangan Kanada
Pertemuan ini dilaksanakan di sela
rangkaian Pertemuan ke-30 Menteri Perdagangan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024 di Arequipa, Peru, pada 16-18 Mei 2024.
"Kami berdiskusi mengenai rencana Perundingan Putaran Pertama IP-CEPA yang akan berlangsung setelah pertemuan APEC nanti. Ini sebagai bentuk komitmen serius dari kedua belah pihak untuk memulai perundingan yang sudah diluncurkan tahun lalu dan ditargetkan dapat diselesaikan secepatnya," ujar Djatmiko.
Djatmiko menjelaskan, pada pertemuan, Indonesia telah menyampaikan proposal dan lini masa terkait berapa putaran perundingan yang akan dilakukan hingga penyelesaian secara substansial.
Baca Juga:
Menko Airlangga Teken Kerja Sama Blue Economy Indonesia-RRT, Disaksikan Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping
"Pada intinya, kita akan segera mulai dan ada beberapa putaran yang harus kita lakukan setiap bulan. Peru menanggapi secara positif namuni mereka harus mempelajari dahulu secara internal dan menyesuaikan dengan jadwal," imbuh Djatmiko.
Menurut Djatmiko, Peru merupakan salah satu negara penting untuk memperkuat perdagangan Indonesia di Amerika Selatan.
"Kemitraan dengan Peru sangat penting karena akan membuka jalan
yang lebih intensif dengan kawasan Amerika Latin," tambah Djatmiko.
Pada periode Januari-Februari 2024, total perdagangan Indonesia dan Peru mencapai USD 67,2 juta. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Peru tercatat sebesar USD 42,9 juta sedangkan impor Indonesia dari Peru tercatat USD 24,3 juta sehingga Indonesia menikmati surplus sebesar USD 18,6
juta.
Sementara pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai USD 444,3 juta dengan nilai ekspor Indonesia ke Peru sebesar USD 367,4 juta dan impor Indonesia dari Peru sebesar USD 111,8 juta. Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus perdagangan dengan Peru sebesar USD 290,4 juta.
Pada 2023, ekspor utama Indonesia ke Peru, di antaranya mobil dan kendaraan bermotor lainnya,
biodiesel dan campurannya, alas kaki tekstil, alas kaki kulit, serta kertas dan kertas karton tidak dilapisi. Sedangkan impor utama Indonesia dari Peru, di antaranya biji kakao, anggur segar atau kering, pupuk mineral atau kimia fosfat, seng tidak ditempa, serta terak ampas logam.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]