Brian mengaku ia sudah berinvestasi di kawasan ini selama puluhan tahun sehingga mengetahui betul seluk beluk kondisi sektor keuangan Indonesia. Kondisi sistem keuangan RI dinilai sangat jauh berbeda dibandingkan tahun 2007 dan 2008.
Saat itu RI masih memiliki ketidakseimbangan kredit yang sangat besar.
Baca Juga:
Misteri Ribuan Triliun Uang Negara: Kemana Sebenarnya Dana APBN Mengalir?
"Pembuat kebijakan benar-benar memperbaikinya dan sistem perbankan dan sistem keuangan berjalan dengan baik sekarang," kata dia.
Daya tarik lainnya, Indonesia cenderung memiliki tingkat utang lebih rendah. Berdasarkan data Bank for International Settlement (BIS) pada April, total utang Indonesia mencapai 83% dari produk Domestik Bruto (PDB).
Ini merupakan akumulasi dari utang pemerintah, rumah tangga dan perusahaan non finansial. Posisi utang Indonesia tersebut di bawah rata-rata negara ASEAN dan India yang masing-masing 174%, Brasil mendekati 150%, rata-rata negara emerging market 227%, rata-rata G20, AS dan Cina yang di atas 250%.
Baca Juga:
Jaksa Penuntut Umum Pasaman Barat Melimpahkan Kasus Korupsi RSUD ke Pengadilan Tipikor
Ia juga mengapresiasi pengelolaan moneter di Indonesia yang sangat disiplin. Dalam paparannya, ia menunjukkan Bank Indonesia (BI) menjadi satu-satunya bank sentral yang menyusutkan neracanya selama pandemi.
Hal ini yang menurutnya jadi alasan inflasi di Indonesia cenderung terkendali dibandingkan kondisi di banyak negara.
Bonus Demografi