WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah derasnya persaingan teknologi global, lahir satu nama yang kini mengguncang panggung bisnis internasional, Liu Jingkang atau JK, figur muda China yang memasuki jajaran konglomerat dunia pada usia 33 tahun dengan lonjakan kekayaan yang menakjubkan dan menjadi bahan pembicaraan pada Rabu (12/6/2025).							
						
							
							
								Mengutip catatan ekonomi internasional, JK meraih kekayaannya melalui Insta360, produsen action camera yang sahamnya meledak hampir empat kali lipat saat resmi melantai di Bursa Efek Shanghai dan mendorong valuasi perusahaan menembus sekitar 115,81 miliar yuan atau setara dengan Rp270 triliun, angka fantastis yang kian mengukuhkan posisi sang pendiri di puncak panggung bisnis teknologi muda global.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Dibalik Popularitas Teh Daun Sirsak, Ekspor Indonesia Terkendala Regulasi dan Rantai Pasok
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Perusahaan yang terdaftar dengan nama Arashi Vision dan berbasis di Shenzhen itu berhasil mengumpulkan dana 1,94 miliar yuan dari IPO di papan STAR Market pada hari yang sama dan langsung menjadi sorotan sebab angka tersebut mencatat rekor terbesar di papan nasdaq-nya China sepanjang tahun ini.							
						
							
							
								Saham Insta360 dibuka di level 182 yuan atau melonjak 285% dari harga penawaran awal 47,27 yuan lalu sempat menyentuh 188 yuan sebelum menutup sesi di 177 yuan, mencerminkan kepercayaan pasar yang sangat besar pada kemampuan perusahaan menguasai industri kamera aksi global.							
						
							
							
								Dana hasil IPO diproyeksikan untuk memperkuat riset dan pengembangan teknologi imaging perusahaan sebagai bagian dari strategi jangka panjang agar terus memimpin inovasi kamera aksi dunia meski persaingan semakin ketat.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Program Unik di China: Bonus Rp2 Miliar untuk Pegawai yang Sukses Turunkan Bobot Tubuh
									
									
										
									
								
							
							
								JK merupakan lulusan ilmu komputer Universitas Nanjing dan mendirikan Insta360 pada 2015 setelah keluar dari asrama dengan mimpi besar dan sumber daya terbatas hingga kini masuk daftar miliarder muda setelah sebelumnya juga diakui melalui Forbes 30 Under 30 Asia pada 2017.							
						
							
							
								Dengan kepemilikan sekitar 26,8% saham termasuk porsi istrinya, Forbes memperkirakan kekayaan JK mencapai US$2,7 miliar atau sekitar Rp44 triliun dan ia tampil memberi sambutan dalam seremoni pencatatan saham di Shanghai dengan aura seorang pemimpin teknologi berwawasan jauh ke depan.							
						
							
							
								"Sepuluh tahun lalu, kami keluar dari asrama Universitas Nanjing dengan sumber daya terbatas dan impian yang besar, sepuluh tahun berlalu, produk unggulan kami telah berkembang dari ONE X menjadi X5 dan makin jauh kami melangkah, makin jelas pula visi awal kami," ujar Liu penuh keyakinan.							
						
							
								
							
							
								Insta360 kini dikenal menawarkan kamera 360 derajat dan kamera mini yang populer di kalangan videografer, petualang, hingga kreator konten di seluruh dunia dan menjadi salah satu simbol inovasi teknologi China yang mendunia.							
						
							
							
								Pada 2024, perusahaan mencatat pendapatan hingga 5,6 miliar yuan atau sekitar US$779,9 juta yang naik 53,3% dibanding tahun sebelumnya dengan laba bersih menyentuh 994,7 juta yuan atau tumbuh 19,9% secara tahunan, menandai performa keuangan yang stabil dan agresif.							
						
							
							
								Pertumbuhan itu didorong oleh kombinasi penjualan domestik dan ekspansi internasional ke AS, Eropa, dan Jepang dengan 76% pendapatan berasal dari pasar luar negeri serta kontribusi 1,3 miliar yuan dari Amerika Serikat saja.							
						
							
								
							
							
								Saat ini perusahaan mempekerjakan 2.000 karyawan di berbagai kantor global termasuk China, AS, Jepang, dan Jerman sebagai bagian dari ekspansi agresif menuju dominasi pasar global.							
						
							
							
								Melalui prospektus IPO, Insta360 menegaskan strategi untuk meningkatkan penetrasi pasar internasional demi menjaga momentum pertumbuhan di tengah meningkatnya permintaan global terhadap perangkat pembuat konten berkualitas tinggi.							
						
							
							
								Sebelum IPO, perusahaan telah menarik perhatian investor besar termasuk Qiming Venture Partners, IDG Capital, Xunlei, dan Suning Holdings Group serta pada 2019 sempat meraih pendanaan US$30 juta dari investor seperti Everest Venture Capital.							
						
							
								
							
							
								Media pemerintah China bahkan menyebut Insta360 sebagai “little giant” karena dianggap sebagai salah satu pemimpin masa depan dalam teknologi konsumen yang siap bersaing dengan raksasa teknologi dunia.							
						
							
							
								Namun ke depan perusahaan harus menghadapi risiko geopolitik terkait ketegangan perdagangan AS-China dan dalam dokumen prospektus disebutkan ketidakpastian ekspansi global meningkat akibat perubahan kebijakan tarif dari Washington sejak Februari.							
						
							
							
								Selain itu persaingan di sektor perangkat imaging semakin tajam dengan GoPro dan DJI yang menjadi pesaing utama dalam pangsa kamera aksi global dan mendorong inovasi semakin cepat.							
						
							
								
							
							
								Pada 2024, Komisi Perdagangan Internasional AS membuka penyelidikan atas klaim pelanggaran paten dari GoPro terhadap Insta360 dan hasil penyelidikan tersebut masih ditunggu hingga kini, menambah ketegangan kompetisi industri kamera aksi global.							
						
							
							
								Dari sisi inovasi, Insta360 sedang mengembangkan teknologi AI dan integrasi dengan perangkat VR serta telah menjalin kerja sama dengan Apple agar video dari kameranya bisa diproses mulus di Vision Pro.							
						
							
							
								Pada April lalu perusahaan merilis fitur berbasis AI yang secara otomatis menambahkan musik dan transisi pada video untuk memudahkan kreator mengedit konten dengan cepat dan efisien.							
						
							
								
							
							
								Permintaan kamera Insta360 semakin menguat seiring pertumbuhan ekonomi kreator global dengan laporan Deloitte mencatat sekitar 50 juta kreator online dan lima miliar pengguna media sosial di dunia pada 2023.							
						
							
							
								Lebih jauh, nilai industri kreator konten global diperkirakan mencapai US$2 triliun pada 2026 dan tren ini diprediksi terus mendorong permintaan perangkat kamera inovatif seperti milik Insta360 dalam beberapa tahun mendatang.							
						
							
							
								[Redaktur: Rinrin Khaltarina]