WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman menyebut Indonesia kini menjadi pengendali utama pasar minyak sawit dunia.
Ia bahkan menegaskan, Indonesia bisa menjadi "super power" dan berhak menentukan arah permainan global, termasuk menghentikan ekspor crude palm oil (CPO) bila diperlukan.
Baca Juga:
Debut di CAEXPO–CABIS 2025, Kalsel Torehkan Kontrak Bisnis Raksasa dan Perluas Jaringan Global
"Palm oil, CPO ini kita lihat, kita ekspor 26 juta ton, kita gunakan dalam negeri 20 juta ton. Pengendali dunia adalah Indonesia," ujar Amran dalam acara HIPMI-Danantara Indonesia Business Forum 2025, Senin (20/10/2025) melansir CNBC Indonesia.
Amran mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan langsung agar Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga mampu berdiri sebagai produsen energi mandiri.
"Mimpi kita, ini arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto). Kita setop ekspor. Kemudian B50, CPO dijadikan solar, kita setop impor solar, kemudian kita kurangi ekspor. Kira-kira apa yang terjadi? Harga naik dua kali lipat CPO dunia," katanya.
Baca Juga:
Periode Oktober 2025, HR CPO Menguat, Biji Kakao Melemah; HPE Produk Kulit Tetap, HPE Produk Kayu Naik dan Turun Sebagian
Amran menegaskan, jika Indonesia berani mengurangi ekspor CPO, nilai ekonomi yang dihasilkan akan melonjak drastis.
"Harga CPO pada saat kita mencoba setop ekspor, CPO naik 100% harganya. Nilai ekspor kita Rp450 triliun. Artinya kalau kita hentikan 5 juta ton ekspornya, ini bisa naik dua kali lipat, Rp1.500 triliun hanya dari CPO," jelasnya.
Ia bahkan menyinggung bahwa Indonesia bisa menentukan nasib negara-negara pengimpor, termasuk yang dianggap "iseng" terhadap komoditas unggulan Indonesia.