"Ini hitungannya, ke Amerika Serikat volume ekspor 1,7 ribu ton dengan nilai ekspor US$2,3 juta. Kita tinggal memilih mana negara yang paling usil, kita kunci, hentikan ekspor ke sana," ucap dia.
Amran juga mengaku sudah menyampaikan rencana ini kepada sejumlah negara mitra dalam pertemuan bilateral. "Kami ketemu beberapa bilateral negara. Memprotes kerusakan lingkungan dan seterusnya, aku katakan 'nggak usah, sabar aja, nanti kami setop ekspor 2026 untuk B50, kami setop ekspor ke negara bapak'. Dia bingung. Bahan bakunya habis nantinya," kata dia.
Baca Juga:
Debut di CAEXPO–CABIS 2025, Kalsel Torehkan Kontrak Bisnis Raksasa dan Perluas Jaringan Global
Ia menyebut rencana penghentian ekspor itu akan berjalan seiring dengan kebijakan hilirisasi energi nasional bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
"Ini ekspor kita, nanti kita setop impor (solar) dengan Pak Bahlil, luar biasa. Kita setop (impor solar). CPO Ini kita jadikan solar B50, kita bisa," tegas Amran.
Amran sempat menyinggung pengalaman saat pemerintah menahan ekspor CPO ketika minyak goreng langka di dalam negeri.
Baca Juga:
Periode Oktober 2025, HR CPO Menguat, Biji Kakao Melemah; HPE Produk Kulit Tetap, HPE Produk Kayu Naik dan Turun Sebagian
"Kita pernah setop ekspor saat minyak goreng langka. Negara kita memang unik sedikit, kita produsen migor terbesar dunia, tapi minyak goreng langka di Indonesia. Nah itulah Indonesia," tuturnya.
Namun dari situ, katanya, terbukti bahwa langkah Indonesia bisa mengguncang pasar global. "Negara lain bergantung kepada Indonesia. Indonesia super power," pungkas Amran.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.