WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bangga terhadap kinerja sektor pertanian Indonesia yang selalu tumbuh positif, sehingga mampu mewujudkan cita-cita swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut sejak 2019 sampai 2021.
Menurut Jokowi, capaian tersebut tak lepas dari perencanaan yang matang terkait pembangunan infrastruktur, seperti embung dan jaringan irigasi.
"Irigasi kita yang baru sudah 1,1 juta hektar sehingga kemarin kita mendapatkan penghargaan dari IRRI (International Rice Research Institute) yang menyatakan sistem ketahanan pangan kita baik dan mencapai swasembada beras sejak 2019," ujar Jokowi dalam acara sarasehan 100 ekonom Indonesia yang disiarkan Rabu (7/9).
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Di samping itu, menurut Jokowi, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik sehingga dalam kurun waktu 27 bulan terakhir neraca Indonesia selalu surplus. Padahal, pandemi dan krisis global lainya membuat banyak negara tumbuh negatif.
"Sudah 27 bulan neraca kita selalu surplus yang sebelumnya selalu negatif," katanya.
Jokowi mengatakan, sektor pertanian harus mengarah pada sistem dan kelengkapan teknologi sehingga ke depan masuk pada ekosistem berbasis digital. Hal serupa juga harus didorong pada tingkat usaha kecil dan menengah UMKM.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Minta Kementan Libatkan Unsur Masyarakat Sesudah Ubah Lahan Pertanian Jadi Sumber Listrik untuk 52 PLTU
Menurut Jokowi, digitalisasi sangat penting karena berkaitan dengan ekonomi yaitu UMKM. Apalagi 61 persen UMKM di Indonesia berkontribusi pada PDB Nasional.
"Sehingga dengan adanya keruwetan dunia ini, mereka harus didorong terus untuk bisa masuk ke ekosistem digital yang ada," katanya.
Terakhir, Jokowi mengajak pemerintah daerah untuk mengintervensi semua program strategis yang dapat mendorong tumbuh kembangnya ekonomi nasional. Menurut Jokowi, hal yang paling penting adalah semua pihak harus menjaga kesatuan dan persatuan.
"Memang ketakutan semua negara sekarang ini pertumbuhan ekonomi, inflasinya berapa, kita juga kemarin berhitung dengan detail hitungan dari menteri-menteri naik di 1,8 persen," ujar Jokowi.
"Karena itu kita harus intervensi, dengan pemerintah daerah harus ikut bergerak bantu tekan inflasi. Yang paling penting menurut saya jaga persatuan, jaga kesatuan, kita bahu membahu untuk negara ini," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan sektor pangan merupakan sektor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari. Karena itu, sektor pangan mutlak menjadi perhatian bersama dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
"Saya ingin katakan bahwa pangan itu segalanya. Kita negara ke-empat terbesar di dunia, memang tidak boleh setengah-setengah menghadapi dan tidak boleh salah menghitungnya terutama bagi jajaran Kementan," katanya.
"Memang pangan untuk makan tetapi bukan hanya makan tapi juga untuk kesehatan, ekonomi dasar yang memutar ekonomi lain. Sekarang semakin penting karena kita menghadapi climate change," pungkas Mentan. [afs]