WahanaNews.co, Jakarta - Usulan untuk membangun jaringan kereta api cepat pertama di Kalimantan telah diajukan. Proyek ini bertujuan untuk mempersingkat waktu perjalanan antara Kalimantan Indonesia, Sarawak dan Sabah Malaysia, serta Brunei Darussalam.
Brunergy Utama Sdn Bhd, perusahaan yang berbasis di Brunei, mengumumkan bahwa proyek Kereta Api (KA) Trans Borneo akan dilaksanakan dalam dua tahap yang melibatkan rute sepanjang 1.620 kilometer.
Baca Juga:
PT KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan Delapan Kereta Baru untuk Libur Natal 2024
Dijelaskan bahwa jarak rata-rata antar stasiun adalah 150 kilometer, dengan kecepatan kereta antara 300 hingga 350 kilometer per jam. Perkiraan waktu tempuh rata-rata antar stasiun hanya sekitar 30 menit.
"Tahap pertama akan menghubungkan kota-kota dari pesisir Barat hingga Pantai Timur, dimulai di Pontianak, Kalimantan Barat, dan berakhir di Kota Kinabalu, Sabah, yang merupakan kawasan fokus ekonomi," demikian keterangan dalam situs webnya, dikutip dari MalayMail, Selasa (2/4/2024).
"Rutenya akan mencakup kota-kota seperti Kota Kinabalu, Kimanis/Papar, Beaufort, Sipitang, Lawas, Bangar, Limbang, Bukit Panggal, Miri, Bintulu, Sibu, Sri Aman, Kuching, Sambas Singkawang, Mempawah dan Pontianak," bebernya.
Baca Juga:
KAI Prediksi 51 Ribu Orang Tinggalkan Surabaya pada Libur Panjang Iduladha
Sementara itu, menurut perusahaan, tahap kedua proyek akan melibatkan Kalimantan Utara dan Timur, yang menghubungkan jalur utama dengan Samarinda serta ke ibu kota baru Indonesia, Nusantara.
Rute tersebut akan mencakup wilayah Long Seridan, Ba Kelalan, Long Bawan, Malinau, Tanjung Selor, Tanjung Redeb, Pengadan, Lubuk Tutung, Bontang, Samarinda, dan Balikpapan.
KA Trans Borneo direncanakan akan memiliki empat terminal yang akan berperan sebagai pusat transportasi massal, serta 24 stasiun yang tersebar di seluruh pulau.
Kedua rute ini akan bertemu di distrik Tutong di Brunei, yang akan menjadi pusat utama jalur kereta api.
Brunergy Utama Sdn Bhd, sebuah perusahaan milik penuh dari Brunei, memiliki fokus pada proyek infrastruktur besar yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan masa depan di Kalimantan.
Berdiri sejak 21 Oktober 2013, Brunergy sebelumnya dikenal sebagai Mumin Energy (B) Sdn Bhd, yang sebagian besar beroperasi di sektor minyak dan gas.
Pada tahun 2014, pendirinya, Danny Chong dan Khalid Abdul Mumin, mengubah arah misi perusahaan untuk lebih berfokus pada sistem pengiriman transportasi massal untuk Brunei dan Malaysia.
Oleh karena itu, pada 5 Agustus 2014, nama perusahaan diubah menjadi Brunergy Utama (B) Sdn Bhd.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]