Pernyataan ini kontras dengan ucapannya sendiri pada Desember 2024, ketika ia menyarankan agar “semua insentif sebaiknya dihapus”.
Di tengah badai ini, Musk masih terus menekankan visi jangka panjang Tesla. Ia mengungkapkan bahwa perusahaan tengah menargetkan peluncuran layanan ride-hailing otonom sepenuhnya yang dapat diakses oleh setengah wilayah AS pada akhir 2025.
Baca Juga:
Elon Musk Serukan Pemakzulan Trump! Drama Politik AS Makin Panas
“Itu setidaknya target kami, tentu saja tergantung pada persetujuan regulator,” ujarnya.
Namun sejumlah pengamat tetap memberi catatan keras. “Masalahnya bukan hanya pada kinerja keuangan atau insentif pajak, tapi juga pada ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap Musk,” kata ekonom teknologi dari NYU, Robert Helms.
“Pasar sudah mulai jenuh dengan drama politik dan pernyataan bombastisnya. Mereka ingin hasil, bukan janji.”
Baca Juga:
Akhiri Era Kontroversial di Pemerintahan Trump, Elon Musk Umumkan Mundur Bertahap dari DOGE
Meski Forbes masih menempatkan Elon Musk sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sebesar 414,9 miliar dollar AS hingga penutupan pasar Rabu lalu, posisinya semakin rentan jika saham Tesla terus meluncur turun.
Kinerja kuartal III dan respons publik terhadap kebijakan pemerintah berikutnya diperkirakan akan menjadi penentu nasib kekayaan Musk ke depan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.