WahanaNews.co, Tangerang - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang menegaskan kontribusi industri fesyen menyumbang lebih dari 18 persen dari total industri kreatif Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB). Kontribusi
sebesar ini sangat menggembirakan.
Dengan perkembangan teknologi digital, industri modest fashion diharapkan semakin meningkat dan berkembang.
Baca Juga:
Lampaui Target, JMFW 2025 Resmi Ditutup dengan Transaksi Potensial USD 20,4 juta
Demikian dikatakan Moga Simatupang saat hadir di Parade ke-8 Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 di Hall 10 Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang, Banten, Jum’at (11/10).
“Pada 2022, industri fesyen menyumbang sekitar 18 persen dari total kontribusi industri ekonomi
kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB). Nilainya mencapai Rp220 triliun. Industri ini juga menciptakan lapangan kerja bagi jutaan masyarakat Indonesia, mulai dari sektor produksi,
distribusi, hingga pemasaran,” ujar Moga.
Moga optimistis industri modest fashion akan semakin berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan devisa negara, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Baca Juga:
Hadiri Peluncuran Awal Global e-Commerce Goorita, Atdag Canberra Dukung Akselerasi Perluasan Produk Indonesia di Australia
Gelaran JMFW 2025 menandai momentum penting bagi perkembangan industri modest fashion Indonesia yang terus memberikan kontribusi terhadap perdagangan dalam negeri dan ekonomi nasional.
Moga juga memberi perhatian penuh pada kemajuan dunia digital dan media sosial.
“Perkembangan teknologi digital membuka peluang bagi industri fesyen tanah air. Para pelaku usaha di industri ini bisa memasarkan produknya melalui e-commerce,” ujar Moga.
Menurut Moga, industri fesyen di Indonesia tidak hanya berkembang dari segi volume, tetapi juga dalam hal inovasi. Tren yang berkembang saat ini menunjukkan adanya pergeseran ke arah produk- produk yang tidak hanya mengedepankan dari segi desain, tetapi juga produk yang mengutamakan keberlanjutan dan etika produksi.
Selain itu, perkembangan teknologi digital seperti e-commerce dan media sosial telah membuka peluang baru bagi pelaku usaha modest fashion untuk memperluas pasar.
“Teknologi digital telah membuka pintu kesempatan baru bagi para desainer dan pelaku usaha modest fashion. Mereka kini dapat menjangkau konsumen dari berbagai penjuru dunia dengan lebih mudah dan efisien melalui platform digital. Hal ini juga mendukung transformasi bisnis yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan gaya hidup konsumen global,” tandas Moga.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]