WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif berperan dalam peningkatan kerja sama di sektor konstruksi dan bangunan di wilayah ASEAN, terutama untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam perdagangannya.
Melalui Direktorat Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGNL), Kemenperin bersama dengan Kementerian Perdagangan serta Badan Standardisasi Nasional (BSN) hadir mewakili Indonesia dalam Forum Pertemuan Building and Construction Working Group (BCWG) ke-9 yang diselenggarakan secara virtual melalui konferensi video pada 16-17 Oktober 2023.
Baca Juga:
Sebutkan Data MVA dan Kontribusi Ekonomi Manufaktur, Menperin Tepis Isu Deindustrialisasi
“BCWG merupakan forum teknis di bawah ASEAN Consultative Committee on Standards and Quality (ACCSQ) yang mempunyai fungsi meningkatkan kerja sama, memperkuat infrastruktur teknis, serta mengurangi hambatan perdagangan di sektor konstruksi dan bangunan. Pada forum ini, Kemenperin berperan sebagai focal point Indonesia,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier di Jakarta, Selasa (24/10).
Sidang BCWG ke-9 kali ini dihadiri oleh delegasi dari seluruh negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Hadir pula perwakilan dari European Union and Enhanced Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument (E-READI), Korea Agency for Technology and Standards (KATS), Ministry Economic Trade and Industry (METI) Jepang, dan Sekretariat ASEAN.
Sidang tersebut membahas beberapa agenda utama, di antaranya rencana kerja ACCSQ-BCWG, penandatanganan Pengaturan Pengakuan Bersama ASEAN untuk Bahan Bangunan dan Konstruksi (ASEAN Mutual Recognition Arrangements for Building and Construction Materials/MRA BCM), serta kerja sama dengan mitra dialog seperti Inggris, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat, termasuk proyek E-READI.
Baca Juga:
Menperin Kenalkan Konsep Green Mobility Fasilitasi Teknologi Otomotif Masa Depan
Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Wiwik Pudjiastuti memaparkan, beberapa hasil sidang BCWG ke-9 meliputi pembaruan Matriks Peraturan Teknis Negara-negara Anggota ASEAN atau standar wajib pada sektor bahan bangunan dan konstruksi terkait ruang lingkup MRA BCM seperti baja, kaca, dan semen yang akan diunggah dalam website ASEAN.
“Selain itu, pertemuan juga membahas potensi sektor untuk diharmonisasikan di luar ruang lingkup MRA BCM, seperti ubin keramik, perlengkapan sanitasi keramik, perancah, pipa baja, serta produk yang memiliki elemen berkelanjutan. Indonesia juga telah mempresentasikan status dan tingkat adopsi ASEAN Member States (AMS) terhadap sejumlah standar internasional ISO terkait kaca bangunan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wiwik menyampaikan bahwa BCWG tengah menjalin kerja sama dengan negara mitra dialog seperti Inggris, Korea Selatan, Jepang, dan proyek E-READI, terutama dalam hal potensi pengadopsian Eurocodes, yang merupakan serangkaian standar teknis Eropa khususnya untuk bidang struktur bangunan dan konstruksi.