WahanaNews.co | Kementerian Perindustrian fokus untuk mempercepat transformasi digital, khususnya di sektor industri manufaktur. Hasil studi Google Temasek, Bain & Company menyebutkan bahwanilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 sebesar USD77 miliar atau tumbuh 22% (yoy), dan diprediksi akan meningkat hampir dua kali lipat sehingga mencapai USD130 miliar pada tahun 2025.
Guna menyiapkan Indonesia dalam menghadapi era industri digital 4.0, pemerintah telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang difokuskan pada tujuh sektor manufaktur, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, alat kesehatan,serta farmasi. Sektor-sektor ini menyumbang sebesar ini 70% terhadap PDB industri, 65% ekspor industri, dan 60% tenaga kerja industri di Indonesia.
Baca Juga:
Sandiaga Ajak Generasi Muda Maksimalkan Potensi Ekonomi Digital yang Semakin Luas
“Sementara itu, untuk mendukung program prioritas nasional dan mengakselerasi transformasi industri 4.0, Kemenperin telah membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0),” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Sabtu (13/5).
PIDI 4.0 memiliki berbagai program strategis, salah satunya adalah pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang terkait pengembangan skill industri 4.0. Program ini telah diikuti ribuan peserta. Selain itu, PIDI 4.0 juga menampilkan showcase industri 4.0, penerapan disruptive technologies seperti AI dan IoT, hingga pembangunan ekosistem 4.0 di Indonesia.
“Saat ini, PIDI 4.0 tengah hadir dalam gelaran Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023. Ini merupakan kesempatan untuk lebih memperkenalkan program-program PIDI 4.0 kepada stakeholder dan masyarakat, serta untuk mendukung adaptasi ekonomi digital di Indonesia,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan.
Baca Juga:
Kemenparekraf-CTM 360 Bahrain Kolaborasi Perkuat Keamanan Ekonomi Digital
Gelaran FEKDI yang berlangsung pada 7-10 Mei 2023 di Jakarta ini mengangkat tema Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth.
Tujuan kegiatan ini adalah mendorong inovasi di bidang ekonomi dan keuangan digital, memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional, mengomunikasikan inisiatif dan kebijakan digitalisasi, serta meningkatkan sinergi pemerintah, stakeholder, dan masyarakat.
“PIDI 4.0 sendiri menghadirkan booth selama acara FEKDI berlangsung. Booth tersebut memberikan informasi mengenai kegiatan PIDI 4.0. Pada booth tersebut, PIDI 4.0 juga berkolaborasi dengan dua mitra PIDI 4.0, yaitu TSM dan NEC,” papar Masrokhan.
TSM atau PT. Tata Sarana Makmur memberikan solusi sistem pembayaran dengan beragam tipe mesin EDC. Mesin tersebut diproduksi di Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam menggalakkan produk-produk nasional.
Keunggulan sistem pembayaran elektronik TSM salah satunya memiliki Terminal Management System untuk memonitoring perangkat secara online. Sistem tersebut juga mempermudah report data transaksi, memberikan analisa data, serta terkoneksi dengan Point of Sales (POS) System.
Sementara itu, NEC menawarkan Bank ID Solution sebagai solusi transformasi digital dari perusahaan tersebut. Sistem ini dapat digunakan oleh bank untuk mendigitalisasi produk atau layanan.
Sistem yang ditawarkan sepenuhnya digital, sehingga transaksi klien dapat dilakukan secara aman dari rumah. NEC memiliki teknologi autentikasi melalui pengenalan wajah, sidik jari, hingga mata dengan kualitas kelas dunia.
Selain TSM dan NEC, PIDI 4.0 telah memiliki 35 mitra yang terdiri dari industri, lembaga, hingga universitas. Bersama para mitra, PIDI 4.0 telah menyelenggarakan berbagai program termasuk melatih total 1436 SDM industri melalui berbagai pelatihan terkait industri 4.0 pada tahun 2022. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Minggu (14/5). [jp/jup]