WahanaNews.co | Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi dan indeks pertanian (IP) secara signifikan sebagai upaya meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional melalui optimasi lahan (Opla) rawa.
Salah satunya dilakukan di Kabupaten Aceh Utara pada lahan rawa seluas 500 hektare (ha).
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, Kementan akan melakukan optimasi lahan rawa ini, baik pada lahan rawa yang non daerah irigasi (non-DIR) maupun lahan rawa yang sudah memiliki irigasi.
"Kita bukan buka sawah baru lagi, tetapi mengoptimalkan lahan rawa yang sudah ada dengan Irigasi yang baik, pengolahan tanah yang lebih baik, dengan bibit yang benar sehingga IP bisa terdongkrak dan produksi meningkat," kata Mentan Amran, belum lama ini.
Mentan Amran melanjutkan, kegiatan optimasi lahan rawa difokuskan pada perbaikan infrastruktur air dan lahan melalui pembangunan atau rehabilitasi infrastruktur.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Hasilnya akan menjadikan lahan pertanian produktif melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan.
"Tata kelola air dan perbaikan infrastruktur irigasi menjadi hal yang krusial dalam pengelolaan lahan rawa," ungkap Mentan Amran.
Adapun tujuan utama dari optimasi lahan rawa adalah optimalisasi lahan yang terintegrasi dengan upaya peningkatan taraf hidup petani melalui bantuan pengembangan sistem irigasi di lahan rawa dan komoditas pertanian/peternakan.
“Kegiatan optimasi lahan rawa tidak hanya fokus pada pekerjaan konstruksi atau perbaikan jaringan irigasi dan pengolahan tanah di lahan rawa,” kata Mentan Amran.
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan, kegiatan optimasi lahan di Kabupaten Aceh Utara dilakukan pada lahan rawa seluas 500 ha pada tahap pertama.
Optimasi lahan ini dilaksanakan melalui kegiatan penataan sistem tata air dan lahan yang telah dimanfaatkan.
"Hingga saat ini telah dilaksanakan kegiatan normalisasi saluran pembuang sepanjang 8.315 meter, pembuatan saluran pembawa 230 meter, talang air, pembuatan gorong-gorong 1 unit dan pembuatan pintu air dan gorong gorong 2 unit.
Pekerjaan ini telah dapat mengairi lahan seluas 331 Ha, dan terus dikerjakan hingga semua target terpenuhi," sebut Ali Jamil.
Untuk kegiatan konstruksi optimasi lahan rawa pada tahun 2024, lanjut Ali Jamil, terdapat sejumlah pilihan, yakni pembangunan/rehabilitasi tanggul, rehabilitasi/pembangunan pintu air, dan rehabilitasi/pembangunan saluran irigasi dan drainase.
Selain itu, juga ada pengadaan pompa air, pipa/gorong-gorong, pembuatan Jembatan/Jalan Usaha Tani (JUT), penyiapan/pengolahan lahan, dan penanaman.
"Langkah awal peningkatan produksi padi akan ditempuh dengan meningkatkan luas tanam melalui peningkatan Indeks Pertanaman dengan program optimasi lahan. Antara lain penataan tanggul, pembangunan pintu-pintu air, pompanisasi, dan lain-lain. Ini untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi risiko banjir atau genangan air yang dapat merusak tanaman pertanian," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]