Kepala Biro Kepala Biro Perencanaan Kerja Sama dan Humas, Badan Pangan Nasional (NFA), Risfaheri, menuturkan, pangan lokal berpotensi untuk mensubstitusi 10 hingga 30 persen kebutuhan gandum untuk terigu.
Khusus untuk produk olahan makanan yang tidak butuh sifat mengembang, sorgum bisa mensubsitusi hingga 100 persen.
Baca Juga:
Mengenal Sorgum, Khasiat dan Penggunaan Hingga Manfaatnya
NFA mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar bisa menciptakan sifat dari pangan lokal yang dapat mendekati gandum.
"Apa perlu komponen enzim dan sebagainya, jadi bahan pangan lokal yang tidak punya sifat mengembang bisa mensubsitusi terigu gandum sampai 100 persen, ini tantangan ke depan," kata dia.
Diketahui, total impor gandum pada tahun 2021 tembus hingga 11,7 juta ton. Impor mengalami kenaikan dari 2020 yang masih 10,5 juta ton.
Baca Juga:
Mentan Ajak Petani di Konawe Kembangkan Sorgum
Guru Besar Fakultas Pertanian, IPB University, Dwi Andreas Santosa, mengatakan, kecenderungan konsumsi gandum yang semakin tinggi cukup mengkhawatirkan.
Ia mencatat, pada tahun 1970 lalu, proporsi pangan berbasis gandum hampir 0 persen. Proporsi melonjak hingga 18,3 persen di tahun 2010 dan menjadi 26,6 persen pada tahun 2020.
"Bila kecenderungan ini terus terjadi, maka saat 100 tahun RI merdeka, saya khawatir 50 persen kebutuhan pokok tergandukan gandum, bukan sorgum, jagung, tapi gandum," kata dia. [rin]