"Adanya sertifikat tersebut sebagai pendukung (support) terhadap kompetensi mereka yang diharapkan bisa memberikan nilai lebih dan nilai tambah kepada mereka dalam memperbesar ekspansi," kata Reza.
Menurut Reza, prospek GMFI ke depannya di industri pertahanan dapat didukung dengan beberapa faktor lainnya. Salah satunya, kontrak perawatan pesawat yang diperoleh nantinya.
Baca Juga:
Mengenal Dassault Falcon 7X dan 8X, Pesawat Jet VVIP Terbaru yang Dibeli TNI-AU
"Berapa besar capex untuk persiapan perawatan pesawat yang akan disiapkan dan berapa lama kontrak tersebut diperoleh," jelasnya.
Dia melanjutkan, dukungan pemerintah dalam mengembangkan industri pertahanan dalam negeri ini pun bakal berdampak positif.
Hal ini perlu diikuti dengan termin pembayaran yang bisa membantu cash flow perusahaan agar dapat berjalan lancar.
Baca Juga:
Bareskrim Polri Sudah Periksa Brigjen Hendra Kurniawan Terkait Jet Pribadi
"Serta bantuan ekspansi government to government dari pemerintah untuk memperbesar perolehan pangsa pasar di mancanegara," bebernya.
Pengamat Pertahanan, Beni Sukadis, menilai masuknya anak perusahaan Garuda Indonesia dalam lingkup industri pertahanan ikut menjadi kabar gembira.
Yang penting dan harus dilakukan pemerintah selanjutnya adalah menggencarkan lebih banyak co-production atau lisensi produk suku cadang untuk alutsista yang masuk dalam skuadron RI seperti F16 dan jet tempur yang akan dibeli seperti Rafale.