WahanaNews.co, Tangerang Selatan - Hadirnya Monash University sebagai Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) pertama di Indonesia sebagai implementasi kerja sama sektor jasa melalui kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jasa pendidikan tinggi dan upaya peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Kehadiran PTLN diharapkan juga dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas intitusi pendidikan tinggi di dalam negeri sehingga bisa bersaing di pasar global.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Demikian diutarakan Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kasan dalam pembukaan Gambir Trade Talk (GTT) #11 yang digelar di Monash University Indonesia, Tangerang Selatan, Banten pada hari ini, Kamis (26/10).
GTT #11 mengusung tema "Pemanfaatan Kerja Sama Jasa Pendidikan Tinggi dalam
Kerangka IA-CEPA: Pengalaman Empiris".
"Sektor jasa pendidikan memiliki potensi besar yang belum tersentuh dibandingkan sektor jasa lainnya, seperti jasa kesehatan dan jasa keuangan. Hadirnya Monash University di Indonesia diharapkan dapat membuka peluang pengembangan sektor jasa pendidikan, meningkatkan kualitas
SDM Indonesia, dan mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi di dalam negeri," ujar Kasan.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini juga didorong oleh kontribusi sektor jasa. Pada 2022, kontribusi sektor jasa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 41,79 persen.
Lebih tinggi dari sektor industri (41,43 persen) dan sektor pertanian (12,40 persen). Meski demikian, peran
sektor jasa pendidikan masih lebih rendah jika dibandingkan sektor jasa lainnya.
"Pengalaman empiris kehadiran Monash University Indonesia diharapkan dapat memberikan
pembelajaran penting bagi kerja sama perdagangan melalui sektor jasa pendidikan. Dengan demikian, kerja sama dapat membawa manfaat yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas Kasan.