WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus meningkatkan kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) agar bisa lebih berdaya saing di tengah permasalahan yang dihadapi, salah satunya persoalan membanjirnya produk impor ilegal.
Isu keberlanjutan menjadi salah satu yang perlu diperhatikan dan dipahami oleh industri TPT dalam negeri, seiring dengan perkembangan saat ini terhadap era manufaktur yang berwawasan lingkungan.
Baca Juga:
Begini Strategi Kemenperin Dongkrak Kontribusi Industri Manufaktur
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi mengemukakan, isu keberlanjutan di industri TPT akan mendukung terciptanya ekonomi sirkular serta tren inovasi yang sedang berkembang.
“Industri TPT dapat menggali potensi ini baik dari segi desain dan spesifikasi produk, hingga standar industri yang dipersyaratkan,” ungkapnya di Jakarta, Sabtu (16/11).
Industri TPT nasional saat ini perlu meningkatkan kualitas produk secara berkelanjutan melalui penerapan standar mutu produk dan sistem manajemen mutu, serta memperhatikan prinsip-prinsip industri hijau. Kehadiran standar industri hijau ini menjadi bukti komitmen dari pemerintah dalam membina industri nasional ke arah pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga:
Kemenperin: Kemitraan Jadi Kunci Perluas Pasar dan Dongkrak Bisnis IKM
Pembinaan yang telah dilakukan, antara lain terkait pemilihan bahan baku, bahan penolong, energi, air, proses produksi, produk, kemasan, limbah, dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, dilakukan pembinaan di tataran manajemen perusahaan seperti kebijakan dan organisasi perencanaan strategis, pelaksanaan dan pemantauan, tinjauan manajemen, tanggung jawab sosial perusahaan, serta ketenagakerjaan.
Terkait isu keberlanjutan tersebut, salah satu unit kerja di BSKJI, yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJI Tekstil) Bandung menggelar kegiatan seminar bertajuk Sustainable Textile for Environmental, Social, and Governance (ESG) Implementation beberapa waktu lalu. Kegiatan ini diikuti 70 perwakilan stakeholder industri TPT.
Pelaksanaan seminar ini sekaligus menutup rangkaian implementasi kerja sama antara BBSPJI Tekstil Bandung dengan Korea Institute of Industrial Technology (KITECH) Korea Selatan sepanjang tahun 2024. Kerja sama teknis antara keduanya mencakup dukungan pengembangan infrastruktur, bantuan konsultansi teknis, kegiatan kolaborasi dalam bentuk seminar, pameran dan simposium, pertukaran informasi, teknologi, dan expert, serta beasiswa pelatihan.
Pada tahun 2024, kegiatan pertukaran teknologi telah dilaksanakan sebanyak dua kali, bulan September di Ansan Korea Selatan serta di Bandung Indonesia yang kemudian dirangkaikan dengan seminar kolaborasi bagi stakeholder industri TPT dengan menghadirkan expert Korea Selatan dari lintas bidang kepakaran, antara lain KITECH Textile Innovation R&D Department, Korea Apparel Testing & Research Institute (KATRI), Korea High Tech Textile Research Institute (KOTERI), FITI Testing & Research Institute, serta industri geosintetik berkelanjutan, Goldenpow.
“Technology Exchange Meeting dilakukan secara khusus antara dua lembaga untuk bertukar informasi terkini terkait isu global pada industri TPT serta kemutakhiran teknologi tekstil. Dengan memahami karakteristik industri di Indonesia, maka dapat disusun rencana kolaborasi selanjutnya yang selaras dengan kebutuhan industri,” ujar Andi. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Minggu (17/11).
[Redaktur: JP Sianturi]