"Kita justru gak mau menerapkan ini, karena ini efeknya akan gak bagus buat dunia usaha Food and Beverage. Efek dominonya negatif semua," ujar Balqis.
Jika kafe membebankan biaya royalti dan musik kepada pengunjung, maka bisa berdampak penurunan konsumen. Alhasil kafe bisa jadi tutup hingga terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Baca Juga:
Tanpa Perantara, Ahmad Dhani Bongkar Royalti Rp 50 Juta per Bulan dari Ari Lasso
"Orang pada takut makan di kafe dan restoran, yang ada UMKM masih lesu," tuturnya lebih lanjut.
Namun pihak Nuka Mari Kopi memiliki alternatif untuk pemutaran musik, yaitu dengan memanfaatkan AI untuk membuat lagu sehingga terhindar dari royalti.
Videonya pun ramai ditanggapi netizen. Banyak netizen yang menolak adanya biaya tambahan untuk royalti musik dan lagu yang diputar di kafe atau restoran.
Baca Juga:
Eksodus Investor Migas dari Indonesia ke Afrika, Ternyata Ini Biang Keroknya
“Akan saya tolak bayar royalti kalau di kafe, karena saya niat ngopi bukan dengerin musik, justru saya akan tuntut royalti musiknya yang harus bayar saya karena saya dipaksa untuk mendengarkan musik itu," tulis netizen.
"Kita udah kena pajak, sekarang malah kena biaya royalti musik," tulis netizen lainnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.