WahanaNews.co, Padang - Menteri Perdagangan Budi Santoso, Jumat, (9/2) melepas ekspor satu kontainer produk tuna beku, yaitu frozen yellow fin tuna loin, ke Uni Emirat Arab (UEA).
Ekspor kali ini senilai USD 90 ribu atau setara Rp1,87 miliar. Pelepasan ekspor digelar di PT Dempo Andalas Samudera, Padang, Sumatra Barat.
Baca Juga:
Kemendag Siap Bahas Pembatasan Impor Singkong di Kemenko Bidang Perekonomian
Mendag Busan didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan dalam pelepasan ekspor tersebut.
Turut hadir Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Investor Aruna Holding Avina Sugiarto, Chief Sustainability Officer & Co-Founder Aruna Indonesia Utari Octavianty, dan Direktur PT Dempo Andalas Samudera Robby Ferliansyah.
Menurut Mendag Busan, para pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dapat memanfaatkan berbagai kerja sama perdagangan yang telah dijalin Indonesia dengan negara-negara mitra.
Baca Juga:
Business Matching UMKM April 2025 Catatkan Transaksi Rp722,76 Miliar
Contohnya, ekspor ke UEA dapat dilakukan dengan memanfaatkan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif kedua negara (Indonesia-United Arab Emirates CEPA). Skema ini memungkinkan UEA untuk menurunkan dan menghapus tarif bea masuk untuk sekitar 94 persen dari total pos tarif, sehingga membuka akses pasarnya bagi Indonesia.
“Kita sudah punya perjanjian dagang dengan UEA, maka perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya. Selain itu, Indonesia dan Tunisia akan menandatangani CEPA pada Juni mendatang. Indonesia juga sedang mengejar penyelesaian perundingan CEPA dengan Uni Eropa untuk membuka potensi pasar yang besar sekali ke sana,” kata Mendag Busan saat menyampaikan sambutan.
Selama ini, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan pembukaan pasar baru ke pasar-pasar nontradisional, atau pasar yang potensinya belum terjamah, dalam strategi ekspor. Inisiatif untuk membuka pasar ekspor baru saat ini semakin relevan.
Salah satunya, karena dinamika perang dagang dan hambatan perdagangan yang diterapkan secara unilateral. Untuk itu, ekspor ke negara
mitra yang telah memiliki perjanjian akan menjadi daya tarik. Dengan bertambahnya jumlah kerja sama perdagangan dengan negara mitranya, hal tersebut diharapkan memberikan motivasi bagi para eksportir untuk meningkatkan ekspornya.
Sementara itu, Mahyeldi meminta pemerintah pusat untuk mendukung ekspor produk unggulan Sumatra Barat. Ia mengatakan, Export Coaching Program dari Kemendag telah menghasilkan 60 eksportir baru sehingga menambah jumlah jajaran eksportir yang ada saat ini.
“Kami juga mengharapkan informasi dan dukungan bagi pelaku usaha Sumatra Barat agar bisa mengikuti berbagai pameran di dalam dan luar negeri,” ujar Mahyeldi.
[Redaktur: Alpredo]